Sorong (KASTV) - Pengadaan Air Bersih di Kampung Warbok Mangkrak, kuat dugaan ada korupsi berjamah di Dinas Perumahan Kabupaten Sorong.
Pengadaan air bersih dikampung warbok, Distrik Snock menelan anggran kurang lebih 1 Miliar, yang dilaksankan pada Tahun 2019, heranya sampai sekarang tidak terealisasi, ungkap kepala kampung (5/9/2022).
"Saya bersama masyarakat sangat tidak puas melihat kinerja Dinas Perumahan Kabupaten Sorong, berharap air sampai ke kampung, malah sampai tahun 2022 tidak ada perkembangan, Anggaranya itu 1 Miliar lebih kalau tidak salah karena tidak ada papan proyek hari itu, dan yang kami dengar di luar seperti itu," jelasnya.
"Hal ini saya sudah adukan beberapa kali ke Kepala Dinas Perumahan, yang waktu itu masih dipimpin oleh bapak Hendrik Momot, sampe sekarang tidak ada realisasi, kontraktornya juga susah diketemukan," ungkapnya.
"Saya berharap Kepada Kejaksaan Negeri Kota Sorong untuk menindak lanjuti hal ini, memeriksa penggunaan anggaran tahun 2019 Dinas Perumahan Kabupaten Sorong yang saat itu masih dipimpin oleh bapak Hendrik Momot, biar jelas dan kami bisa anggarkan pengadaan air bersih dikampung kami melalui ADD, takutnya kalau kami anggarkan sebelum hal ini selesai nanti saya yang kena, karena dalam istilah anggaran Double Bajet atau tumpah tindi, antara ADD dengan APBD," tegasnya
"Iya kejaksaan harus periksa, kalau ada upaya KKN di tangkap saja pak, dan minggu depan saya akan buat laporan Resmi Kekejaksaan," tutupnya.
Saat di Konfirmasi Bapak Hendrik Momot di Ruang Kerjanya sekarang Dinas Periwisata Kabupaten Sorong, menjelaskan bahwa itu memang benar tahun 2019 pengadaan air bersih di Kampung Warbok, Distrik Snock, hanya anggaranya sekitar Rp 500.000.000.
Marno Alias Bagung pemborong yang pertama kali mengerjakan pekerjaan ini saat ditemui media dekat dari rumahnya pada hari Minggu, (11/9/2022) mengatakan bahwa memang pekerjaan itu awalnya saya yang kerja, anggaranya kurang dari 1 Miliar karena itu Penunjukan Lansung (PL)
"Iya memang saya yang kerja awalnya , Pembuatan Bak penampung, dan penarikan pipa sampai ke kampung, pekerjaan saya hari itu baru mencapai 40% yang kemudian diambil alih oleh Kadis, entah kenapa saya juga tidak paham," ungkap Bagung.
"Pengadaan Air bersih di Kampung Warbok menggunakan sistim Grafitasi jadi tidak pake mesin, hanya saja kemungkinan ada kebocoran, sehingga tidak sampai ke kampung, sekali lagi persoalan anggaran saya lupa karena Perusahan yang masuk bukan milik saya, semua yang tau itu pak Kadis,," ucapnya
( Rep: Siber Reffun )