SRAGEN (KASTV) - Bangunan pondok bersalin desa atau polindes Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, selama ini terbengkalai dan tampak seperti tidak ada aktivitas.
Polindes (Pondok Bersalin Desa) tentu memiliki peran serta fungsi yang sangat penting bagi masyarakat terutama dalam hal menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk KB. Sehingga tentu hal ini menjadi aspek penting yang harus diperhatikan pemerintah Desa Gilirejo Baru.
Saat ini telah dibangun Polindes di Sumberjo yang merupakan kegiatan renovasi bangunan karena sejatinya Desa Gilirejo Baru telah lama memiliki Polindes namun saat ini mangkrak tanpa penghuni yang pasti.
Pembangunan Polindes begitu megah, tujuan ke depan selain merenovasi serta memperbesar bangunan tentunya dengan desain kekinian namun tetap memberikan kenyamanan bagi masyarakat Gilirejo Baru yang datang.
Polindes Gilirejo Baru juga akan memiliki fasilitas yang memadai serta program-program tentang kesehatan terutama yang berkaitan dengan ibu dan anak akan dilaksanakan dan dikemas dengan cara unik dan berbeda.
Hal ini dimaksudkan agar ibu dan anak tersebut akan merasa nyaman dan betah saat hadir dalam kegiatan-kegiatan Polindes.
Pondok Bersalin Desa (Polindes) tersebut selama ini tidak berfungsi serta tidak ada bidan desa yang ditempatkan di Polindes tersebut.
Hal itu terjadi disinyalir karena kurang kontrolnya Kepala Puskesmas Kecamatan Miri dalam menempatkan Bidan Desa.
Menurut pantauan media, Senin 12 September 2022 Polindes tersebut sudah tidak difungsikan akibat tidak ada Bidan menempatinya.
Kabarnya, Bidan yang ditugaskan tidak bersedia menempati tempat tersebut, selain terlihat kumuh bangunan Polindes tersebut juga diselimuti debu.
Padahal Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen jauh-jauh hari secara tegas menyampaikan Polindes di setiap Desa harus difungsikan.
Secara terpisah, salah satu tokoh masyarakat setempat MA mengungkapkan, tahun sebelumnya sudah ada bidan yang tinggal dan menetap di Polindes tersebut.
"Namun dalam 5 tahun terakhir tiba-tiba menghilang seperti ditelan bumi, padahal Polindes sudah dibangun begitu megah, tapi bidan tidak mau tinggal dan akhirnya warga yang ingin berobat harus ke Kabupaten Boyolali," ujarnya.
Warga juga sangat membutuhkannya. Sebagian mata pencarian adalah bertani, sulit untuk berobat ke tempat lain, apalagi jauh.
"Harapannya agar segera difungsikan untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan fasilitas kesehatan untuk berobat,” ujar warga yang tidak mau disebutkan namanya ini.
Hingga berita ini, belum ada konfirmasi atau tanggapan dari pihak dari pemerintah setempat.(*)