Tambrauw (KASTV) - Ketua Musyawarah Adat (Musdat) Pembentukan (LEMATA) gelar temu media, di kantor kampung Suarauw Distrik Sausapor Kabupaten Tambrauw, Rabu (7/12/2022)
Turut hadir dalam temu media tersebut Ketua LMA Abun, Ketua LMA Karon, Ketua LMA Miyah dan kepala suku Miyah. Temu media dimaksudkan untuk klarifikasi tentang rusuhnya jalanya sosialisasi musyawarah adat pada Selasa (5/12/2022)
Ketua Panitia Musyawarah Adat (MUSDAT) Vincent Paulinus Barru dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa semua pihak telah bersepakat dan mendukung berjalanya musyawarah adat termasuk pihak pihak yang kontra pada saat pelaksanaan sosialisasi musyawarah adat.
"Pada saat sosialisasi memang ada perbedaan pendapat, dan itu hal yang lumrah, kami duduk bersama kembali dan pada akhirnya semua yang hadir turut mendukung, karena kegiatan ini dijalankan bukan untuk kepentingan satu dua orang tapi untuk kepentingan masyarakat Tambrauw" jelasnya
"Saya harapkan kepada teman teman media agar memberikan informasi yang baik, sehingga kegiatan ini tidak bias" tambahnya.
Sependapat dengan Paulinus Barru ketua LMA Abun Nelwan Yeblo menjelaskan bahwa pihak yang kontra pada saat sosialisasi itu di sebabkan ketidak fahaman akan maksud dan tujuan dari Lemata.
"Tidak ada masalah, hanya saja masyarakat belum mengetahui tentang hal ini, bahwa Lemata di bentuk sebagai payung kekuatan untuk peningkatan kapasitas 3 LMA yang sudah ada" jelas Nelwan Yeblo.
Dalam temu media ini kepala suku Miyah, ketua LMA Karon dan Ketua LMA Miyah juga mengajak seluruh elemen masyarakat agar turut mendukung demi suksesnya musyawarah adat dan Lemata.
"Di ibaratkan LMA yang sekarang ini rumah kecil yang sudah 14 tahun, tentunya kami ingin menjadi lebih besar dan lebih baik, kemudian membawahi suku suku yang ada di Tambrauw memfasilitasi lembaga adat menuju pemerintahan," ucapnya
"Semua pihak harus faham, dan mendukung langkah kami untuk menyatukan masyarakat adat dari gunung dan pesisir, melalui lembaga ini diharapkan kami menjadi utuh, untuk mengangkat jati diri dan harga diri masyarakat adat di Tambarauw" tutup kepala suku Miyah Ignasius Baru (Nur)