SIDOARJO (KASTV) - Upaya Pemkab Sidoarjo menggerakkan perekonomian lokal untuk memperluas penciptaan lapangan kerja terus dilakukan. Secara bertahap, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sidoarjo menurun, dari 10,87 persen per Agustus 2021 menjadi 8,80 persen per Agustus 2022, berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim. Itu artinya terdapat penurunan TPT di Sidoarjo sebesar 2,08 persen. Persentase penurunan itu tercatat yang tertinggi di Jatim, menunjukkan progresivitas kinerja penanganan pengangguran di Sidoarjo yang cukup baik.
“Ini tentu berkat gotong royong semuanya. Ada stimulus dari Pemkab Sidoarjo untuk menumbuhkan dunia usaha, ada gerak usaha BUMN dan swasta yang tumbuh positif karena kita jaga betul iklim investasinya. Semuanya berperan memperluas lapangan kerja, dan muaranya menurunkan pengangguran,” ujar Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Selasa (6/12/2022).
Bupati Muhdlor lantas membeberkan sejumlah strategi sektor ekonomi yang dipacu Pemkab Sidoarjo untuk mempercepat pemulihannya dari imbas pandemi Covid-19. Pertama, optimalisasi APBD sebagai stimulus penggerak ekonomi rakyat. APBD dialokasikan untuk berbagai program yang menggerakkan ekonomi lokal. Di antaranya berbagai pembangunan infrastruktur jalan yang memudahkan mobilitas orang dan barang, dan dengan sendirinya menggerakkan ekonomi. Ada pula program Kartu Usaha Perempuan Mandiri (KURMA) yang memberikan modal usaha untuk ribuan kelompok, yang otomatis turut membuka lapangan kerja.
Di APBD juga dialokasikan beragam program yang mendorong tumbuhnya kewirausahaan seperti fasilitasi anak muda di setiap kecamatan untuk memulai usaha dengan pelatihan keterampilan teknis dunia bisnis. Belanja APBD Sidoarjo juga dialokasikan besar untuk UMKM.
“APBD itu milik rakyat. Hasilnya harus optimal untuk rakyat. Tidak boleh programnya elitis. Juga tidak boleh dibuat main-main. Maka kita optimalkan APBD untuk menggerakkan ekonomi rakyat, khususnya UMKM,” beber Gus Muhdlor, sapaan akrab bupati muda alumnus Universitas Airlangga tersebut.
Melalui BUMD BPR Delta Artha, juga dikucurkan kredit usaha rakyat daerah (Kurda) “Sayang” dengan bunga hanya 3 persen per tahun, yang telah dinikmati ribuan UMKM di Sidoarjo, sehingga memperkuat bisnis UMKM tersebut untuk menumbuhkan lapangan kerja baru.
Strategi kedua, lanjut Gus Muhdlor, adalah meningkatkan kemudahan berinvestasi melalui pelayanan yang cepat dan tanpa pungutan liar (pungli). “Pelaku usaha itu justru menolong pemerintah untuk ikut bersama-sama menggerakkan ekonomi. Jadi bodoh kalau justru pemda mempersulit,“ jelas Muhdlor.
Ketiga, kolaborasi erat antara Pemkab Sidoarjo dan dunia usaha. Pemkab Sidoarjo mendukung penuh berbagai ekspansi dunia usaha yang bisa membuka lapangan kerja baru. “Misalnya kita dukung pelaku usaha Sidoarjo untuk go international, termasuk UMKM-UMKM-nya. Itu semua kita dukung, kita permudah segala macam proses yang dibutuhkan,” ujar Muhdlor.
Dia menambahkan, kendati TPT Sidoarjo terus menurun, pemerintah daerah tidak ingin berpuas diri. Berbagai program inovatif akan terus digeber pada 2023. “Termasuk kita perkuat sektor ekonomi kreatif untuk anak-anak muda melalui berbagai program, serta memperkuat posisi ekonomi kaum perempuan sebagai salah satu pilar perekonomian. Kita semua optimistis situasi perekonomian Sidoarjo tetap tumbuh, tetap tangguh, di tengah ketidakpastian ekonomi global,” pungkas Muhdlor.
(redaksi/kominfo)