Opini oleh Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST
Penulis memiliki teman dan saudara di daerah, yang kebetulan bekerja di PLN Wilayah/ Distribusi daerah ,yang dari dulu mengamati gerak dan langkah SP PLN dalam menghadang Privatisasi/Penjualan PLN !
Mereka bilang SP PLN (saat itu) bagaikan penjual sate "Madura". Daging yang dibakar sedikit tetapi asap nya kemana mana ! Kapan katanya ada penjualan/privatisasi PLN ? Tapi mana buktinya ? Sampai sekarang pun tidak ada berita yang masuk di koran ! Kapan ada berita koran/majalah/radio/televisi yang memberitakan penjualan PLN ? Dan mulai kapan PLN telah terjual ?
Penulis pun kewalahan dalam menjelaskan perihal penjualan/privatisasi PLN ini. Padahal kurun waktu antara 1990 - 2000 saat itu lagi gencar2 nya Investor Asing (bekerja sama dng Investor Nasional) membangun pembangkit IPP Swasta semacam PLTU Paiton Energy Company, PLTP Wayang Windu, PLTP Patuha, PLTU Tanjung Jati, PLTP Salak, PLTP Drajad dan lainnya (sejumlah 27 lokasi). Namun semua itu tidak ter expose secara "meledak" sebagai penjualan/privatisasi PLN , mengingat Investor Asing itu tidak membeli "barang jadi" sebuah pembangkit milik PLN.
Akan tetapi mereka datang ke Indonesia, PLN menyiapkan lokasinya, kemudian mereka membangun disitu, dan menjual listriknya ke PLN. Sehingga semuanya berjalan secara "smooth and silent". Saat "ground breaking" (pemancangan tiang pancang pertama tanda dimulainya proyek PLTU ) pun meskipun diberitakan di media tetapi di respon masyarakat bukan sebagai penjualan/privatisasi PLN tetapi sebagai di mulainya sebuah pembangunan pembangkit, apalagi aktifitas "ground breaking" tersebut dilakukan oleh Menteri bahkan Presiden. Begitu juga saat COD ("Commercial Operating Date") atau saat mulai beroperasinya sebuah pembangkit IPP (ada yg pakai ceremony ada yg tidak) tidak dirasakan sebagai penjualan/privatisasi PLN.
Terlebih lebih lagi saat Dirut PLN Dahlan Iskan menjual Ritail PLN diseluruh Indonesia, terutama di Jawa-Bali. Penjualan Ritail inipun tidak diliput media karena Dahlan Iskan Raja Media ! Padahal penjualan ritail banyak yang besar besar seperti SCBD Soedirman Jakarta ke Tommy Winata, Meikarta Bekasi ke James Riady, Central Park Slipi ke Trihatma, Pantai Indah Kapuk ke Aguan dll. Semua tidak diliput media .
Apalagi Ritail yang recehan yg dijual dengan System Token yang Vouchernya dijual di Alfamart, gerai2 ketengan, yang semuanya rata2 dimiliki oleh Perusahaan2 Dahlan Iskan dan Taipan 9 Naga, semuanya dilakukan tanpa ada media yang tahu, karena Dahlan Iskan Raja Media. Semuanya justru di "politisasi" dan di "sulap" menjadi seolah olah sebagai temuan yang inovative !
Dengan strategi privatisasi/penjualan PLN seperti diatas, maka rakyat tidak banyak yang tahu bahwa PLN telah terjual dan dikuasai oleh Aseng/Asing dan Taipan 9 Naga yang saat ini ber "konspirasi" dengan "Oligarkhi Peng Peng" semacam JK, Luhut BP, Dahlan Iskan dan Erick Tohir !
Karena kejadian penjualan/privatisasi PLN macam diatas, maka Penulis sering mendapat pertanyaan, "Anda ini sudah seperempat abad teriak teriak PLN dijual/diprivatisasi ! Tapi mana buktinya ? Koran mana yg memberitakan hal itu ?"
Apalagi saat ini gara2 Jawa-Bali sudah di "kangkangi" Kartel Listrik Swasta (Liswas), maka biaya operasi semua ditentukan oleh Kartel Liswas tersebut. PLN hanya di pinjam "Cashing" nya saja dan hanya dijadikan "Debt Colector" untuk minta biaya operasi dan subsidi ke Pemerintah !
KESIMPULAN :
Saat ini Pemerintah masih di "becking" China untuk membiayai biaya operasional kelistrikan, berapapun tagihan Kartel Liswas ! (Yang memang mayoritas China itu). Semua berujud hutang LN.
Tapi manakala uang itu tidak disediakan lagi oleh China, maka PLN Jawa-Bali akan dibubarkan dan Jawa - Bali akan diserahkan ke Kartel Liswas. Selanjutnya akan diterapkan kompetisi penuh atau MBMS. Dan mulai saat itu seluruh kelistrikan Jawa-Bali akan ditangani langsung oleh Kartel Liswas tanpa campur tangan Negara lagi (PLN). Sehingga tarip listrik akan liar melonjak sangat tinggi !
Untuk penerapan System MBMS tersebut saat ini PLN lagi gencar2 nya membuat program HSH :
- Pembangkit, dalam Genco 1&2
- Distribusi, dalam Beyond Kwh
- Energy Primer guna memback up operasional IPP, dengan memanfaat kan DMO batu bara jatah PLN.
- Yang dalam hal ini belum ada HSH Transmisi, sambil menunggu RUU "Power Wheeling System" dan IPO Jawa-Bali.
Dari sinilah baru terasa bahwa PLN itu telah dijual/di privatisasi !
SUPER KESIMPULAN
"Grand design" Privatisasi/Penjualan PLN dilakukan oleh Group KAPITALIS (WB,ADB,IMF DKK).
Sementara saat ini praktek Privatisasi (praktek merebut asset PLN, terutama di sisi pembangkit, dilakukan dng cara membuat pembangkit IPP ) dilakukan oleh Group KOMUNIS ( Shenhua, Chengda, Huadian, CNEEC dll).
Dan ternyata menurut DR. Athian , Komunis dan Kapitalis itu induknya sama yaitu FREEMASONRY yang berasal dari YAHUDI !
MARI BANGKIT DAN LAWAN MULAI SEKARANG ! DARIPADA KELAK TERTINDAS !!
ALLOHUAKBAR !! MERDEKA !!
MAGELANG, 20 DESEMBER 2022.