Oleh : Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.
I. LATAR BELAKANG WESTERLING !
Bangsa Indonesia pasca Kemerdekaan sangat beruntung. Karena saat itu memiliki Founding Fathers seperti KH. Hasyim Asy'ari, M. Natzir, MR. Kasman Singodimejo, KH. Wahid Hasyim, Bung Karno, Bung Hatta, HOS Cokro Aminoto, Agus Salim, KH. Ass'ad Syamsul Arifin dst. Yang memiliki Visi kedepan yang didasari Ideologi Islam Ta'jul Furudz dan Ideologi Etatisme yang Nasionalis. Dimana kedua Ideologi tersebut memiliki irisan atau "intersection" yang sama2 memiliki semangat kebangsaan yang tinggi untuk mewujudkan tujuan Kemerdekaan sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu ingin mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan fasilitas umum (infrastruktur seperti PLN) dan seterusnya.
Untuk tujuan diatas maka sebagai contoh, mereka tidak mau kalau perusahaan2 infrastruktur dikuasai perusahaan2 Belanda. Agar harga komoditas produk infrastruktur tersebut murah dan terjangkau "kantong" rakyat.
Sebagai contoh, infrastruktur kelistrikan yang saat itu dikuasai oleh perusahaan2 Belanda seperti NV. Ogem, Aniem, Gebeo, Ebalom, Nigmn dsb, yang saat itu hanya dinikmati Belanda dan "antek2"nya, kemudian oleh Mr. Kasman Singodimejo dkk di duduki dan kemudian oleh BK dan Bung Hatta (selaku RI 1 dan RI 2) di Nasionalisasi menjadi Jawatan Gas dan Listrik Negara (yg kemudian menjadi PLN).
Namun pasca Kemerdekaan, Belanda tetap berusaha menduduki Indonesia termasuk merebut perusahaan2 nya yang telah di Nasionalisasi menjadi perusahaan Indonesia !
Untuk itu pada 1947 Kerajaan Belanda menugaskan perwira Militer bernama Westerling dengan tugas utama merebut kembali Kedaulatan Belanda di Indonesia yaitu dengan mendirikan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) guna melakukan "terror" dan memecah belah kekuatan bangsa Indonesia, termasuk merebut asset2 perusahaan Belanda yang sudah di Nasionalisasi menjadi BUMN Indonesia (termasuk PLN).
II. WESTERLINGISASI (WESTERLING MASA KINI).
Kalau Westerling jaman dulu merebut kembali asset Belanda di Indonesia dng strategi perang secara phisik menggunakan bedil, meriam dll. Maka Westerling masa kini merubah "wajah" menjadi IFIs (WB,ADB, IMF, USAID dll) dengan senjata bukan bedil lagi, tetapi AS$, Yen dan Rp. Sehingga sosok "kekar"/perkasa yang dulu berjuang dng bambu runcing dan menang, sekarang begitu berhadapan dng AS$, Yen, dan Rp langsung "lemas" dan menyerah !
Untuk Sektor Ketenagalistrikan Westerling masa kini juga merekrut Westerling "Pribumi" seperti JK, Luhut BP, Dahlan Iskan, Erick Tohir dkk guna menggalang "pasukan Asing" seperti Shenhua, Huadian, Chengda, Shinomach, CNEEC, GE, EDF, Mitsubishi, Marubeni, Mitsui dll guna "mengepung" pembangkit PLN. Dan juga mengkoordinir Taipan 9 Naga spt Tommy Winata, James Riady, Aguan dll untuk "mengepung" Ritail PLN.
Selanjutnya Westerling "Pribumi" seperti Dahlan Iskan memelihara oknum "internal" PLN guna membikin "keropos" dari dalam serta membuat "busuk" sendi2 penting Perusahaan !
Dengan demikian kekuatan manajerial PLN dari hulu ke hilir sudah "membusuk" terkena serangan Westerling masa kini. Dan Menteri BUMN (yg hakekatnya menjadi tulang punggung "Westerling" masa kini ) dengan meng atas namakan Rezim "Westerling" tinggal menyelesaikan :
1. HSH pembangkit (Genco 1 dan Genco 2).
2. HSH Distribusi ( disamarkan menjadi Beyond Kwh)
3. HSH Transmisi, yang sampai sekarang belum dibikin karena masih lihat situasi (wait and see).
Sedang HSH Energy Primer sebenarnya hanya menjadi calo batu bara dll untuk kepentingan pembangkit IPP Swasta.
Dan selanjutnya sambil menunggu :
(1). Selesainya RUU "Power Wheeling System" guna pelaksanaan MBMS Jawa-Bali. (Saat ini sedang dibahas antara Komisi VII DPR RI dan Kementerian ESDM).
(2). Pencabutan subsidi 450 VA dan 900 VA.
(3). Pelaksanaan IPO.
(4). Penyerahan operasional kelistrikan Jawa-Bali sepenuhnya pada Kartel Liswas (atau penyerahan kelistrikan Jawa-Bali kepada agen Westerling masa kini).
(5). Penerapan kompetisi penuh atau MBMS kepada Agen Westerling Kelistrikan.
(6). Pembubaran PLN Jawa-Bali karena sudah tidak kuat menghadapi kekuatan "Westerling" masa kini.
(7). Penyerahan kelistrikan Luar Jawa-Bali ke PEMDA setempat.
Dengan selesainya point (1) sampai (7) maka System kelistrikan yang semula di peruntukkan bagi rakyat, selanjutnya menjadi "bancakan"/pesta pora kelompok "Westerling" masa kini seperti JK, Luhut BP, Dahlan Iskan, Erick Tohir.
KESIMPULAN :
Westerling masa kini adalah sosok seperti JK, Luhut BP, Dalam Iskan, Erick Tohir dkk. Yang merebut kelistrikan yang semula berwujud "Infrastruktur" Kerakyatan yang dikelola oleh PLN , kemudian direbut dan dirubah menjadi komoditas "komersial" dengan bekerjasama dengan Ogem, Aniem masa kini seperti Huadian, Shenhua, Chengda, GE, EDF, Mitsubishi, Marubeni dst. Dan disi ritail ada "Westerling" semacam Dahlan Iskan dan Taipan 9 Naga.
RAKYAT HARUS BANGKIT MELAWAN !
Daripada kedepan yg tidak mampu membayar rekening listrik produk "Westerling" , harus memakai lilin, sentir, teplok, upet, oncor dll
ALLOHUAKBAR !!
MERDEKA !!
MAGELANG, 18 DESEMBER 2022.