POINT OF NO RETURN

POINT OF NO RETURN

 


(Oleh : Indra Adil – Eksponen 77/78.)


Kelak, bila ada kereta tanpa kuda, Pulau Jawa berkalung besi, perahu berjalan di angkasa, sungai kehilangan mata air, pasar kehilangan suara, itulah pertanda Zaman Jayabaya sudah mendekat, dan bumi semakin mengkerut.


Begitulah bunyi Pembukaan Jongko Joyoboyo, yang tampaknya sesuai dengan kondisi Indonesia saat ini. Kalau melihat kondisi itu, saat ini Indonesia sedang berada dalam 6 situasi buntu :


1. Rezim dengan oknum-oknum pengelolanya sudah terlanjur *menjual negeri ini* dengan murah melalui skema hutang kepada asing dan Aseng sehingga mau tidak mau mereka wajib bertanggung jawab atas seluruh perbuatannya. Tetapi mereka tidak berani menghadapi tanggung-jawab itu dan memilih maju terus dengan melakukan “apapun” untuk mereka bisa tetap berkuasa.


2. KPU telah terlanjur melakukan kecurangan-kecurangan secara terstruktur dan masif atas perintah para penguasa yang sudah merasa terpojok, tetapi tak mau mengakui kekalahan mereka. Untuk menyelamatkan wajahnya, dengan alasan yang mereka buat-buat sendiri, KPU akan tetap bertahan dengan skenario kecurangannya. Dan hal itu sdh terjadi dalam dua kali Pemilu dan Pilpres serta akan terjadi lagi pada Pemilu dan Pilpres mendatang.


3. Rakyat sudah memiliki ribuan bukti kecurangan, bahkan kini puluhan ribu, yang dilakukan rezim melalui aparatnya dan yang dilakukan KPU melalui petugas-petugasnya. Rakyat dipastikan akan terus merangsek karena merasa memiliki alasan kuat untuk mempertahankan hak mereka. Gerakan membongkar kembali kecurangan2 yang telah dilakukan KPU ini akan terus berjalan dan takkan ada yang mampu membendungnya. Kenapa? Karena rakyat telah muak terhadap semua kedzoliman yang terjadi saat ini.


4. Kepolisian sudah terlanjur bersikap berhadap-hadapan dengan rakyat yang sudah bertahun-tahun merasa didzolimi penguasa, terutama umat Islamnya. Rasa ketertindasan itu kini membuncah menemukan kanalnya melalui tindakan pemerintah yang meminta maaf kepada PKI yang notabene telah melakukan Pemberontakan Berdarah dua kali, Pertama tahun 1948 dan kedua tahun 1965. Rakyat bersiap menghadapi risiko apa pun untuk mempertahankan kemenangan yang mereka yakini telah mereka capai melalui Pelarangan PKI dan Ideologi Komunis. Bila kepolisian tetap berkeras membela penguasa yang telah dianggap dzolim oleh rakyat, apapun alasannya, mereka akan berhadap-hadapan secara “face to face” dengan rakyat.


5. TNI seumur hidupnya telah terlanjur selalu berpihak pada rakyat karena mereka memiliki “Sapta Marga” dan merasa bahwa mereka lahir dari rakyat dan hidup untuk rakyat. Rakyat merasakan dan memahami “nuansa itu”. Hal ini menambah keberanian rakyat dalam memperjuangkan hak mereka. TNI tinggal menunggu Komando dari Rakyat.


6. Para Taypan Tionghoa dan Negara China sudah terlanjur menanamkan dana yang luar biasa besar guna meletakkan Indonesia di bawah kekuasaan dan kendali mereka melalui Skema OBOR (One Belt One Road) yang merupakan pengejawantahan dari Jalur Sutra China Modern. Kalau Rezim sekarang runtuh, para Taypan dan China akan mengalami kerugian finansial luar biasa dan lebih penting lagi Proyek OBOR akan “colaps” tak berwujud. Hal ini akan habis-habisan mereka cegah dengan biaya sebesar apa pun (all of cost).


*Apa yang akan terjadi?*


1. Bentrokan besar atau huru-hara (goro-goro) pasti akan terjadi sesuai dengan ramalan kuno Jongko Joyoboyo dan juga Syah Kuala.


2. Menurut Syah Kuala goro-goro ini akan terjadi di tahun 1440-an H (saat-saat ini) yang akan meluluh lantakkan kelompok *”merah dan kuning”* (baca Kitab Mandiyatul Badiyah karya Tengku Syah Kuala).


3. Menurut Jongko Joyoboyo goro-goro ini akan menyisakan Orang Jawa (pribumi) hanya separo dari yang ada saat itu sedang Orang China dan Barat tinggal masing-masing sepasang atau sejodo.

Poin 209 berbunyi : “Wong Jowo kari separo”.

Poin 210 berbunyi : “Chino Londo kari sejodho”.


Kedua Tokoh Legendaris Indonesia ini juga meramalkan hal yang sama yaitu bahwa setelah mengalami *”goro-goro”* tersebut, Indonesia akan dipimpin oleh Pemimpin Adil dan Amanah sehingga meluncur cepat menuju Negara yang Adil Makmur Gemah Ripah Loh Jinawi.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال