KM Mitra Konawe Siap Melanjutkan Pelayaran Dari Pulau Bawean.

KM Mitra Konawe Siap Melanjutkan Pelayaran Dari Pulau Bawean.


Gresik (KASTV) - Kapal Kargo KM Mitra Konawe, GT 650 milik PT. Cahaya Makmur Sejahtera berangkat dari Pelabuhan Wilmar Gresik tujuan Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah mengalami musibah akibat cuaca ekstrem di Perairan Pulau Bawean. 


Nahkoda KM. Mitra Konawe Henry Zianputra (50) mengungkapkan, kapal berangkat dari Pelabuhan Wilmar Gresik, Minggu (19/2) sekitar Pukul 23:45 WIB dengan 14 ABK (Anak Buah Kapal) tujuan akhir Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah dengan melewati jalur lintas barat Pulau Bawean, namun karena cuaca buruk akhirnya berlindung ke Pulau Bawean tepatnya di sebelah timur gunung Selayar, Senin (20/2/2023). 


"Setelah beberapa hari berlindung, melihat prakiraan cuaca yang sudah mulai ada perubahan membaik, akhirnya nahkoda Henry punya inisiatif dan menginstruksikan kepada Crew Kapal untuk melanjutkan pelayaran  menuju Pelabuhan tujuan akhir kapal sekitar Pukul 02:15 WIB, namun diperjalanan selang waktu kurang dari satu jam jarak yang ditempuh kapal mengalami cuaca buruk, sehingga kapal tidak bisa diarahkan sesuai garis lurus Global Positioning Sistem (GPS). Dimana saat itu hujan lebat disertai angin kencang dengan kecepatan angin sekitar 25 knot/second, ombak besar dan gelap. Hal tersebut yang menyebabkan kapal kurang maksimal menentukan arah, cenderung membanting ke arah kanan kapal yang mengakibatkan kapal kandas di karang paling ujung selatan gunung alang-alang, Pukul 03:00 WIB, Jum'at (24/2/2023) dini hari", ungkap Henry. 


Lebih lanjut, Nahkoda Henry mengungkapkan, melalui pesawat radio channel 16 atau 12 langsung berkomunikasi terkait kejadian, namun karena tidak terkoneksi akhirnya Nahkoda meminta bantuan melalui telepon seluler yang sudah ada sebelumnya masyarakat nelayan Bawean, untuk segera dilaporkan prihal ini ke pihak Syahbandar Pelabuhan Bawean. 


Keesokan harinya, sempat meminta bantuan kepada nahkoda kapal tugboat yang ketepatan ada di sekitar lokasi untuk menariknya, namun tidak membuahkan hasil sedikitpun. Menjelang sore hari ada salah satu nelayan tradisional Bawean yang melintas tidak jauh dari lokasi kapal yang kandas, setelah dipanggil sama crew kapal akhirnya mendekat dan nahkoda meminta tolong untuk diantarkan ke darat supaya bisa melaporkan kejadian tersebut serta minta dievakuasi segera crew kapal ke darat, melihat kapal kandas di ujung karang gunung alang-alang yang langsung diterjang ombak serta angin baratan, tegas Henry. 


"Setelah dilakukan evakuasi Pengapungan KM Mitra Konawe oleh Bapak Samsu beserta rekannya dengan bantuan 10 drum plastik saat air laut pasang, akhirnya kapal bisa dipindahkan ke tempat yang sudah aman dan dilanjutkan dengan perbaikan, Minggu (26/2/2023)". ungkap Henry. 

Tim Evakuasi saat melakukan Pengapungan KM Mitra Konawe


Samsu (50) ketua pelaksana evakuasi kapal asal Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik dibantu 4 rekannya melakukan survei ke lokasi kapal yang kandas, dan melakukan pengecekan disaat air laut sudah mulai pasang, Pukul 18:00 WIB, Sabtu (24/2/2023) malam. 


Samsu mengungkapkan, setelah dilakukan survei ke kapal yang kandas pada malam hari terlihat kapal hanya bisa angguk-anggukan atau bergoyang ke depan ke belakang tapi tidak bisa bergeser. Pengecekan dilanjutkan dengan penyelaman pada siang hari untuk hasil yang lebih maksimal dan mengecek keseluruhan body kapal untuk mengetahui adanya kerusakan pada kapal tersebut.


"Dari hasil pengecekan diketahui bahwa sirip KM Mitra Konawe sebelah kiri lambung kapal terjepit pada batu karang yang mengakibatkan kapal tersebut susah untuk bergerak bebas dari tempat tersebut (Kandas). Hal ini diduga adanya sedikit kebocoran pada kapal akibat sirip kapal yang rusak", ujar Samsu.


Selanjutnya, Samsu menjelaskan, setelah berkoordinasi dengan Timnya, dan ada kesepakatan dengan pihak pemilik kapal tersebut, akhirnya evakuasi KM Mitra Konawe dilaksanakan saat air laut mulai pasang dengan menggunakan sepuluh (10) drum plastik untuk ditaruh disebelah kiri bawah lambung kapal dan diisi dengan tekanan angin untuk bisa membantu mengangkat kapal supaya terlepas dari himpitan batu karang. Tidak hanya cukup dengan bantuan drum plastik saja, akan tetapi bagian sirip kapal yang rusak karena himpitan batu karang terpaksa dilepas. 


"Evakuasi kapal dilakukan saat air laut mulai pasang dikarenakan Draft kapal sekitar 4,40 meter, sedangkan air laut saat sudah mulai pasang di lokasi kapal bisa mencapai sampai 7 meter. Hal ini yang membuat kita tambah bersemangat dan yakin walaupun saat melaksanakan evakuasi kapal hujan lebat disertai angin dan ombak besar tidak menyurutkan semangat untuk tetap melaksanakan evakuasi ini", ungkapnya.


Samsu menambahkan, setelah kapal sudah mulai ada tanda-tanda pergerakan pihaknya langsung meminta sama Nahkoda Henry untuk dibantu dengan mesin memundurkan kapal secara pelan-pelan ke lokasi yang sudah ditentukan aman sehingga tidak merusak adanya terumbu karang yang ada. Sekitar Pukul 14:00 WIB akhirnya KM. Mitra Konawe bisa keluar dari himpitan batu karang tanpa kesulitan, dan dipindahkan ke tempat yang lebih aman tidak jauh dari Pelabuhan Bawean tepatnya di sebelah timur gunung alang-alang. Perbaikan terhadap kebocoran kapal terus dilakukan, namun pengecekan secara menyeluruh body kapal tetap dilakukan sesuai instruksi dari nahkoda kapal Henry untuk memastikan tidak ada lagi kebocoran agar aman untuk melanjutkan pelayaran kembali ke tujuan akhir kapal setelah Surat Persetujuan Berlayar sudah terbit oleh otoritas KSOP Bawean, Senin (27/2/2023), pungkasnya. (JM)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال