TP. PKK Sidoarjo Berikan Edukasi Cegah Perkawinan Anak

TP. PKK Sidoarjo Berikan Edukasi Cegah Perkawinan Anak

SIDOARJO (KASTV) - Upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Stunting dilakukan TP.PKK Kabupaten Sidoarjo. Salah satunya dengan menyelenggarakan Sosialisasi Cegah Perkawinan Anak (Cepak), Kamis (9/2/2023) Pesertanya kader TP. PKK Desa dari dua desa di Kecamatan Prambon. Yakni Desa Cangkringturi dan Desa Gampang. Sosialisasi dilakukan dibalai desa masing-masing. 


Sosialisasi tersebut menghadirkan narasumber dari Dinas P3AKB Kabupaten Sidoarjo Endang Sawitri. Sekretaris TP. PKK Kabupaten Sidoarjo Khoirul Ummah S.Ag bersama Ketua Bidang I Ary Andjar serta pengurusnya hadir dalam kegiatan itu. Selain itu hadir pula ketua TP. PKK Kecamatan Prambon. 


Dalam sambutannya Khoirul Ummah mengatakan maraknya pernikahan dibawah umur saat ini memberikan dampak negatif.  Mulai dari masalah kesehatan, kesiapan mental, kematangan emosi, ekonomi hingga cara fikir yang dapat mempengaruhi harmonisasi keluarga. Untuk itu edukasi terkait permasalan tersebut penting diberikan. Melalui peran kader TP. PKK Desa diharapkan bisa membantu mencegah dan menurunkan maraknya pernikahan dibawah umur sekaligus permasalahan stunting. 


Oleh karenanya lanjut Khoirul Ummah pemerintah selalu mendengungkan pencegahan pernikahan anak. Begitu juga TP. PKK Sidoarjo yang senantiasa ikut ambil bagian pencegahan pernikahan anak tidak semakin marak. Dikatakannya pernikahan pada usia muda/anak rentan menyebabkan perceraian maupun Kekerasan Dalam Rumah Tangga/KDRT. Faktornya belum cukupnya kesiapan para remaja baik dalam aspek kesehatan, mental emosional, pendidikan, sosial ekonomi, dan juga reproduksi. Dikatannya juga, kehamilan maupun proses persalinan pada usia muda juga memiliki resiko yang tinggi dan berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan ibu serta bayinya. 


“Maka dari itu, mari kita tingkatkan edukasi dan kepedulian kita agar saling mengingatkan untuk mencegah pernikahan anak, sehingga angka kematian ibu dan Stunting bisa terus menurun,”katanya 


Masih disampaikan Khoirul Ummah bahwa dengan diselenggarakan kegiatan sosialisasi seperti ini, kader PKK Desa dapat memberikan efek yang cukup penting tentang pencegahan perkawinan anak. Ilmu yang didapat nantinya dapat disosialisasikan ke masyarakat. Upaya seperti ini diharapkan akan menurunkan angka perkawinan anak. Dengan begitu anak sebagai generasi penerus bangsa dapat terselamatkan dari pernikahan anak. 


“Semoga dengan ilmu yang didapat, dapat disosialisasikan ke masyarakat sekitar, karena di Kecamatan Prambon diketahui adanya laporan sebanyak 29 kasus, untuk itu dengan kegiatan ini akan diberikan edukasi sehingga diiharapkan tidak akan ada penambahan lagi  serta menurunkan nilai-nilai KDRT dan stunting," tambahnya. 


Sementara itu Endang Sawitri, narasumber pada kegiatan ini memberikan edukasi dalam mencegah pernikahan pada anak. Ia mengajak peserta sosialisasi berdialog secara langsung bagaimana masyarakat mengenal dan mencegah pernikahan pada anak. Disampaikannya pasangan yang belum siap secara mental, fisik serta financial dalam membina rumah tangga memiliki dampak yang cukup besar. Yakni berdampak pada psikologis maupun medis dari pasangan tersebut.  Salah satu dari dampak psikologis adalah timbulnya KDRT. Untuk itu pernikahan pada anak harus dapat dicegah. 


Endang Sawitri meminta orang tua harus bisa menjaga anak-anak dari pergaulan bebas. Orang tua harus mengawasi  tontonan anak yang tidak sepatutnya. Pasalnya tontonan seperti itu mudah didapat dari gawai yang saat ini sudah menjadi konsumsi anak-anak sehari-hari. Jika lengah sedikit saja, maka anak-anak akan terjerumus pada hal yang tidak sepatutnya mereka lakukan dan mengakibatkan anak-anak secara terpaksa harus menjalani pernikahan di usia dini. 


“Anak dibawah umur yang sudah menjalani rumah tangga belum matang secara psikis, sehingga dalam menjalani rumah tangga rentan KDRT, bahkan melukai anaknya sendiri, karena ego anak-anak dibawah umur masih tinggi, sementara dari sisi kesehatan juga bayi yang lahir dari seorang ibu yang masih berusia remaja memiliki resiko lahir prematur dan stunting, karena kesehatan reproduksinya masih belum siap,” sampainya. (Redaksi/Kominfo)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال