kasus perselingkuhan antara oknum Kepala Pekon (Kakon) atau Kepala Desa Rantau Tijang Isoal RD dengan seoran wanita berinisial SH, istri Syah dari saudara Asep dengan bukti ditunjukkannya buku nikah.
Senin (26/6/2023)
Kejadian ini berawal ketika masyarakat rantau tijang membesuk saudari Heni di klinik Pardasuka selatan, disaat itu teryata dia periksa kehamilan bersama dengan R selingkuhannya, dan masyarakat pun sepontan menggiring oknum kakon tersebut dan Heni ke kediaman oknum Kepala Pekon dirantau tijang, Berharap agar istri Syah oknum kakon itu mengetahui kelakuan suaminya.
Amuk masa bisa dikendalikan dan para aparat pekon juga segera hadir menyaksikan kejadian ini, namun Asep sebagai suami segera dipanggil oleh ibunya agar tidak ikut campur dan segera pulang kerumahnya, besoknya segera disuruh berangkat ke Jakarta oleh ibunya berinisial R atau dikenal dengan teh Aris.
Saat dikonfirmasi ibu Asep diduga diberi imbalan oleh oknum Kepala Pekon/ Kades supaya anak menantunya jangan melaporkan kasus asusila tersebut ke pihak berwajib, diduga Sang Kakon memberi sejumlah uang untuk tutup mulut.
Dengan adanya kejadian ini kami masyarakat hanya dapat meminta kepada awak media mencari tahu dimana keberadaan suami Syah dari Heni, alhasil kami bisa menemukan keberadaannya, namun Asep segera menghindar dari kami, tidak mau bertemu dan langsung menghilang, Ujar Masyarakat parda suka.
Tidak lama setelah Asep menghilang ibunya Asep yaitu Rizki atau dikenal teh aris, menghubungi kami dan meminta agar kasus ini tidak dilanjutkannya ke pihak aparat hukum, dengan alasan bahwa anak menantunya Heni dan oknum Kakon Rudianto melakukan perzinahan itu suka sama suka, Maka dari kami selalu mencari Asep untuk dimintai keterangan, tapi selalu menghindar tidak mau menemui kami, Lanjut masyarakat kepada awak media.
Sampai berita ini dirilis tetap Ibunya Asep menyatakan agar tidak mengganggu Asep anaknya karena suheni menantunya dan oknum Kakon suka sama suka melakukan hubungan terlarang itu.
Patut diduga ibunya Asep turut memudahkan perbuatan cabul tersebut.
"Kami masyarakat merasa resah juga tokoh masyarakat, jadi kami mohon Aparat Penegak Hukum menindaklanjutinya," ucapnya
Sementara hingga berita ini ditayangkan Kakon atau kades tidak dapat dimintai keterangan terkait hal ini.
(Reporter : Saipudin)