Sorong (KASTV) - Maraknya perambahan hutan kayu merbau yang dibuat menjadi balok ukuran industri di Kabupaten Sorong sampai saat ini belum tersentuh hukum. Senin, (6/6/2023)
Kayu merbau merupakan komoditi ekspor yang selalu dikejar oleh para pengusaha kayu, selain harganya fantastik produksi ekspor dapat menguntungakan berkali lipat dari harga setempat.
Salah satu warga yang tidak bersedia disebut namanya menyampaikan, pengolahan kayu merbau berukuran ekspor masih berlanjut di wilayah Maudus Kabupaten Sorong, yang kemudian dibawah ke perusahan-perusahan industri, mirisnya perusahaan industri di Kabupaten Sorong kuat dugaan tidak memiliki izin pengolahan hutan, yang terjadi mengambil kayu dari masyarakat kemudian diolah menjadi kayu industri dan kemudian di kirim dengan bentuk balok ke Surabaya.
Ditempat yang berbeda Jalohot Girsang Kordinator Hubungan Atar Lembaga JMSI PBD menambahkan persoalan kayu ekspor tanpa izin pengolahan hutan di kabupaten sorong telah lama berjalan, mirisnya sampai saat ini masih beroperasi.
"Pengolahan Kayu Merbau masih beroperasi, buktinya beberapa hari lalu Kapolres Sorong Selatan menangkap 6 mobil tujuan sorong ," ucapnya
"Pengolahan kayu industri tanpa izin pengolahan hutan, tidak dibenarkan, selain merusak hutan perbuatan ini merugikan negara serta mengahasilkan kayu ilegal yang tanpa asal usul kayu yang jelas," ungkapnya
"Dari hasil investigasi kami dilapangan izin pengolahan hutan untuk Kabupaten Sorong diduga belum ada dan heranya di beberapa wilayah beroperasi pengolahan hutan masyarakat jenis kayu merbau berbentuk balok," terangnya
Lanjut Girsang, Dalam upaya melestarikan hutan papua perlu ketegasan Gakum RI untuk memeriksa seluruh perusahaan industri di Kabupaten Sorong, Jika tidak ada izin pengolahan hutan di wilayah ini untuk segera ditutup.
"Harus ditutup kalau perlu di segel, jika hal ini tidak dilakukan, kegiatan ilegal loging pasti terus berjalan, dan saya juga berharap ke pihak Pelindo Kabupaten Sorong untuk memeriksa dokumen muat barang, apa lagi kayu, harus dipastikan asal usul kayunya," pungkasnya
(redaksi)