Foto. Anwar keluarga Korban Bayi meninggal di Puskesmas Batang-batang |
SUMENEP (KASTV) - Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Batang-batang bersama Forum Komunikasi pimpinan kecamatan (Forpimka) setempat berkunjung ke rumah duka, tepatnya di dusun mojung desa Tamidung kecamatan Batang-batang terkait meninggalnya Bayi umur 6 (enam) hari yang terjadi setengah bulan lalu di Puskesmas Batang-batang.
Diketahui, bayi meninggal atas nama Adellia Aziz Bella negara yang dinilai Janggal dan diduga Malapraktik salahsatu Bidan di Puskesmas setempat masih menjadi Trending topik diberbagai media sosial seperti IG, Tiktok dan Berbagai Media lokal serta Nasional.
Pantauan media ini, dirumah duka tampak Camat Batang-batang, Kapolsek Batang-batang, Danramil 0827/14, Kepala Puskesmas beserta Stafnya serta Tokoh masyarakat Batang-batang berbondong-bondong berkunjung ke rumah Adellia guna Meminta maaf sekaligus melakukan Ishlah (red. Perdamaian) atas meninggalnya anak kedua dari pasangan Aziz dan Rumnaini, "Kata Kyai Junaidi dalam percakapannya didepan Keluarga dan Pemuda serta masyarakat yang ada di lokasi, Kamis (7/12/2023).
Ia berharap masalah ini agar cepat selesai dengan perdamaian dalam waktu dekat, dan juga kepada pemuda agar ditahan dulu untuk melakukan pergerakan ke kabupaten lagi.
Kedatangan pihak Puskesmas bersama Kapolsek dan semuanya ini untuk membawa Ishlah dan Silaturahmi kepada orang tua serta sesepuh dari Bayi Adellia.
Teman-teman pemuda juga diajak untuk silaturahmi dan bermusyawarah dalam misi perdamaian ini agar kita bersama-sama menemukan solusi serta jalan terbaik dari persoalan yang terjadi, "Imbuhnya.
Sayangnya, kunjungan tim Puskesmas Batang-Batang ke rumah keluarga korban itu tidak mendapatkan sambutan baik bahkan tidak bertemu dengan kedua Orang tua dari Adik Adellia Aziz Bella negara.
Anwar, salahsatu keponakan korban yang Trauma dengan tindakan Puskesmas itu menyampaikan bahwa pihaknya akan mengumpulkan pihak keluarga, pemuda dan sebagainya untuk menjawab kedatangan Puskesmas kesini.
Kedatangan Puskesmas ke rumahnya secara tiba-tiba membuatnya terkejut, saya ini menganggap orang didusunnya itu seperti tidak punya Tatakrama.
"Saya yang mau menemui pihak Puskesmas tidak tau berbahasa dan berdebat, permintaan kami dari pihak keluarga hanya satu, Copot Kapus Batang-batang dan Bidan Windu. Itu saja", kata Anwar saat melakukan mediasi dengan salahsatu tokoh Masyarakat Batang-batang.
Kalau misalkan saya tidak bisa menggagalkan aksi pemuda ke kabupaten, ini bukan kesalahan dirinya. Karena keluarga tidak bisa menerima kejadian tersebut sampai detik ini.
Tidak bisa, tidak bisa ini soal Nyawa. Dan sejak kemarin pihak Puskesmas juga tidak ada tanggung jawabnya atas kematian keponakan saya.
"Nasi sudah menjadi bubur. Kita akan Terima permintaan maaf Puskesmas jika ada Hitam diatas putih yang menyatakan bidan Windu di Berhentikan" Jelasnya.
Ditempat yang sama, Abd Halim ingin mempercepat masalah tersebut dengan menyatakan agar Kepala Puskesmas dan Bidan windu membawa Surat kesini untuk mengundurkan diri atau surat pemberhentian dari Dinas terkait.
Itu cara efektif untuk memberhentikan gerakan massa Pemuda bersama masyarakat.
"Kita pastikan tidak akan ada aksi kembali kemanapun jika misalkan ada surat pemberhentian dan atau pengunduran diri dua orang tersebut", kata Pemuda Garda raya dengan Nada meninggi kepada Kyai Junaidi
(Ali)