Foto: Kondisi Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka Saat Perjalanan Dalam Kegiatan Kontribusi Sosial ke Raja Ampat |
SORONG (KASTV) - Kepala Suku Pertukaran Mahasiswa Merdeka menyayangkan tindakan Oknum LO dan Dosen yang diduga tidak beradab serta tidak memperhatikan keselamatan para mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan kontribusi sosial di Kabupaten Raja Ampat.
Menurut Kepala Suku Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Muhammad Arfan Albaar selama 4 bulan pelaksanaan PMM di Unimuda Sorong terhitung hanya beberapa kali mahasiswa mengikuti proses belajar mengajar yang diakibatkan oleh dosen yang tidak masuk.
"Kami kadang di PHP dosen, kami sudah hadir dosennya ga masuk,. Bukan hanya itu jadwal sudah ada dosennya yang ga masuk, alasan ini itu dan lain- lain," jelasnya.
Arfan juga manambahkan ada beberapa kejadian tidak mengenakan dalam kegiatan kontribusi sosial di Raja Ampat antara lain:
1. Oknum Dosen Modul Nusantara ada yang dilaporkan karena membully mahasiswa.
2. Kepulangan secara tiba-tiba dan seluruh mahasiswa tidak mendapat kosumsi selama 20 jam.
3. Kami mahasiswa diteriaki, dikenai kayu, dibentak dan dikatai layak binatang oleh oknum dosen dan LO.
4. Beberapa Oknum Dosen dan LO tidak memahami setiap jenis kegiatan Modul Nusantara.
"Itu beberapa diantaranya dan masih banyak lagi," tulis Arfan dalam tuntutannya.
"Harga asrama dan fasilitasnya tidak sesuai," lanjut Arfan.
Harga asrama sebesar Rp 300 ribu untuk 4- 6 orang per kamar, justru pihak kampus menaikan harga asrama sampai Rp 400 ribu, mirisnya lagi kamar putra hanya mendapat 2 kipas angin yang diperuntukan untuk 1 kamar yang berisi 22- 24 orang.
Menanggapi persoalan yang terjadi di lapangan dalam pelaksanaan PMM, Kordinator Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) Hervin saat diminta tanggapannya menyayangkan hal ini terjadi dan meminta Kementerian Pendidikan untuk segera memeriksa pihak pengelola PMM Unimuda Sorong.
"Saya berharap Menteri Pendidikan untuk segera memulangkan mahasiswa dan memeriksa kebenaran laporan pernyataan Kepala Suku PMM agar dugaan tindak kebiadaban oknum dosen dan LO sesegera mungkin diperiksa pihak terkait ," ucapnya (25/12/2023).
"Bukan hanya itu untuk menjaga keselamatan mahasiswa, PMM di Unimuda Sorong untuk segera ditutup karena dianggap sudah tidak sesuai SOP pelaksanaan PMM," tegasnya.
"Saya akan melaporkan langsung ke Kementerian dari bukti surat yang tertanda Kepala Suku PMM ke Kementerian agar pelaksana PMM diperiksa dengan meminta keterangan- keterangan mahasiswa.
"Dan bukan itu saja, saya juga yakin dokumentasi dari mahasiswa pasti terupdate, dan saya harapkan kepada adik-adik untuk segera di kirim ke orang tua, atau BEM kampus masing-masing," tutupnya.
Saat dikonfirmasi ke salah satu Dekan Unimuda Sorong, beliau menyampaikan akan mengkroscek ke pengelola.
"Makasi infonya pak, saya akan kroscek ke pengelola dan saya juga baru tau ada kejadian seperti itu," tutupnya.
(redaksi)