SOLO - Sekretariat Bersama Koalisi Kuning Ijo Birumelakukan Konsolidasi Pemenangan TPES 50 se-Jawa Tengah di Hotel Sahid Jaya Solo, Minggu (17/12/2023).
Acara dibuka
oleh Koordinator KIB Jawa Tengah KH Lutfie Rohman. Ia mengatakan simpul Koalisi Ijo Biru se-Jawa Tengah sebagai ujung
tombak.
“KIB
se-Kabupaten Jateng dengan perwakilan simpul pemenangan perkecamataan
se-Jateng, sebagai ujung tombak untuk menyumbangkan suara minimal 50 perTPS,”
ungkap KH Lutfie Rohman.
“Provinsi
Jateng dengan DPT 28 juta, KIB Jateng yakin bisa rebut suara signifikan
sekaligus menghapus mitos seolah Jateng milik kelompok
tertentu,” imbuhnya.
Koordinator KIB Pusat Habil Marati mengatakan progam strategis KIB selain Goes To Kampus adalah membentuk
jaringan pemilih yang nantinya berkontribusi pemilih di TPS.
“Programnya
di sebut TPES-50…(Team Pekerja Electoral System). Dengan
dukungan TPES-50, KIB pastikan menambah suara kemenangan Anies Baswedan –
Muhaimin Iskandar,” ujar Habil Marati.
KH Lutfie
Rohman, Habil mengungkapkan, TPES-50 se-Jateng sebagai ujung tombak. “Tugas
TPES-50 adalah ujung tombak untuk menambah dan menyakinkan para pemilih untuk
menepis isu Anies Baswedan tentang Politik Identitas,” jelas Habil Marati.
Habil
Marati mengemukakan, Anies Baswedan sudah membuktikan track record-nya yang
imparsial kepada semua penduduk. Anies Baswedan akan ambil policy
yang pro rakyat dengan tidak terkontiminasi kepentingan Oligarki.
Sehingga, Anies
Baswedan bisa segera mewujudkan kebutuhan rakyat yang mendasar yaitu sembako
terjangkau, lapangan kerja yang besar, dan keadilan untuk semua warga negara.
Habil
Marati mengatakan, setelah acara tingkat Provinsi akan dilanjutkan ke tingkat
Kabupaten se- Jateng.
Acara
dilanjutkan penyematan simbolis APK berupa Rompi, Baliho, Spanduk dll kepada
Koordinator Kabupaten Sragen, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar,
Kabupatan Purbalingga dll.
Acara juga diisi narasumber seperti
Yasin Kara, Geisz Khalifah, Reffly Harun, dan Habil Marati serta open dialog
dengan peserta TPES-50 dan dihadiri
rombongan KIB Jakarta, Andrianto Andri dan Prof Anwar
Sanusi. (Red)