YOGYA (KASTV) - Mimbar Kerakyatan digelar
Koalisi Ijo Biru (KIB) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Yogyakarta
berlagsung di Menara Coffee, Jl Marlioboro, Jogjakarta, Rabu (20/12/2023). Beberapa poin
utama yang diangkat dalam diskusi tersebut melibatkan pandangan dari berbagai
tokoh yakni Reffly Harun, Saut Situmorang, Habil Marati,
dan Rocky Gerung.
Reffly Harun menyoroti
kebebasan demokrasi yang terbatas. Iamenyampaikan keprihatinannya
terhadap tergerusnya kebebasan demokrasi, khususnya terkait mudahnya memenpjarakan orang yang
dianggap kritis di bawah rezim Jokowi.
Ia menyarankan agar produk hukum anti demokrasi dievaluasi jika ada pergantian rezim, dengan menyebut
pasangan Anies-Muhaimin sebagai pilihan yang potensial.
Saut Situmorang, mantan Wakil Ketua KPK, menegaskan adanya
kemunduran dalam pemberantasan korupsi dan menghubungkannya dengan kemerosotan
ekonomi.
“Kami mendukung
pergantian rezim yang pro pemberantasan korupsi, dengan menyebut pasangan AMIN
sebagai satu-satunya opsi yang dapat melaksanakan pemberantasan korupsi secara
komprehensif,” katanya.
Habil Marati, Koordinator KIB, menyoroti kerusakan tata
bernegara akibat amandemen tanpa persetujuan rakyat melalui referendum.
“Tata
kelola bernegara harus dikembalikan sesuai UUD 45 dan mengkritik dampak
liberalisasi dan kapitalisasi yang dihasilkan dari amandemen tersebut,” tegasnya.
Rocky Gerung menyampaikan pandangannya terhadap Jokowi,
menyebutnya tidak melanggar konstitusi tetapi melanggar UU perlindungan anak.
Ia mengajak mahasiswa untuk tidak mendukung pelanjut Jokowi
dan menilai bahwa Jokowi dianggap otoriter di mata internasional.
Selain pemaparan para tokoh juga ada dialog interaktif dan
kritis yang
melibatkan ratusan mahasiswa dan beberapa tokoh dari KIB, antara lain Prof Anwar Sanusi, Yasin
Kara, Andrianto Andri, dan lainnya.
Diskusi
terbuka seperti ini menjadi forum penting untuk membahas berbagai isu
politik, demokrasi, pemberantasan korupsi, dan tata kelola bernegara,
melibatkan tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang.