Opini : Demokrasi Era Reformasi, Berbeda Pilihan Hal yang Wajar Bukan Berarti Harus ada Perpecahan dan Permusuhan

Opini : Demokrasi Era Reformasi, Berbeda Pilihan Hal yang Wajar Bukan Berarti Harus ada Perpecahan dan Permusuhan

Sidoarjo 13 Januari 2024

Perjalanan Demokrasi negara yang kita cintai Indonesia begitu panjang, dan berapa dekade mengalami perubahan dimulai pada Priode Tahun 1945 - 1959 yang menganut Demokrasi Liberal atau istilah biasa disebut Demokrasi Parlementer, Priode Tahun 1959 - 1965 Demokrasi terpimpin dan pada priode 1965 - 1998 Demokrasi Orde baru. Untuk priode dari Tahun 1998 sampai sekarang Tahun 2024 Demokrasi secara langsung atau bisa disebut  Demokrasi Era Reformasi.


Demokrasi saat ini sebenarnya sudah begitu baik, karena sebagai masyarakat kita di berikan kebebasan untuk memilih saat Pemilu (Pemilihan Umum) Demokrasi disini jelas sekali maknanya dan garis besarnya adalah kebebasan beragama, berserikat serta menyampaikan pendapat dan sebagainya, selama itu tidak menabrak rambu -rambu atau undang -undang, pastinya tidak melanggar hukum, tetap mengedepankan etika dan pastinya sesuai dengan norma -norma yang ada sesuai dengan nilai -nilai Pancasila.


Hal ini sejalan dengan pasal 28 E ayat (2) Undang -undang Dasar Tahun 1945 yang menyatakan "Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini suatu kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya". Begitu juga dengan pasal 28 E ayat (3) Undang -undang Dasar 1945 berbunyi "Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat".


Berangkat dari sistem demokrasi inilah tentunya masyarakat mulai berani kritis, berani mengemukakan pendapat dan mulai berani untuk mengekspresikan apa yang ia rasakan, baik itu melalui ucapan maupun tindakan, tidak heran di era reformasi ini dari Tahun 1998 sampai sekarang itu sering kali masyarakat turun kejalan untuk mengelar orasi atau biasa disebut Demo untuk menyampaikan pendapat di muka umum, berbagai macam persoalan dari permasalahan kinerja APH (Aparat Penegak Hukum) sampai ke birokrasi pemerintahan yang dikritik terkait program, kebijakan dan rancangan yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.


Karena memang sudah seharusnya seperti itu, mengingat undang -undang di buat untuk di laksanakan, tidak heran masyarakat sekarang itu mereka rata -rata kritis dan berani bersuara lantang, ini juga bagian peran besar di era digital, apapun bisa diakses dengan mudah, sehingga masyarakat tidak perlu jauh -jauh untuk mencari, cukup buka internet dan bisa dipastikan segala pengetahuan tersedia dan bisa diketahui.


Di Tahun 2024 ini kita pastinya optimis untuk menyongsong pemilu yang damai, kondusif dan pastinya bermartabat, kita tahu ada tiga konsestan yang bertarung untuk menjadi presiden Republik Indonesia yang kita cintai ini, penulis tidak perlu jabarkan mengingat pembaca pastinya sudah tahu semua calon kandidat Presiden dan wakil presiden dari nomor urut satu (1), Dua (2) dan tiga (3), mereka punya visi dan misi serta mempunyai program yang berbeda -beda, pastinya bagaimana mereka bisa meyakini rakyat Indonesia untuk menjatuhkan pilihan, disaat dimana dibilik suara mereka berharap di coblos sesuai dengan nomor urut masing -masing.


Sistem demokrasi yang kita jalankan saat ini pastinya sudah baik, bahkan cenderung dewasa dan transparan, tinggal bagaimana menjalankannya, karena berbeda pendapat itu hal yang biasa, tetapi jangan sampai perbedaan kemudian diperuncing yang akhirnya membuat perpecahan, bukankah dengan adanya lawan berdebat adalah bagian dari teman berpikir, karena berbeda pandangan, pendapat itu indah seperti layaknya pelangi dengan warna warninya.


Yang kita tahu pastinya mereka dalam hal ini calon kandidat Presiden mempunyai visi dan misi, dengan berbagai macam program untuk meyakinkan pendukungnya, dan pada akhirnya masing -masing pendukung, loyalis meng claim bahwa jagonya lah yang paling berpeluang untuk menang, jagonyalah yang mempunyai program unggulan, jagonya lah yang mempunyai kapasitas dan akuntabilitas untuk menjadi seorang pemimpin, inilah pada akhirnya menjadi sebuah perdebatan yang panjang, penulis berpikir itu suatu kewajaran dan pastinya sah -sah saja, berbeda pilihan, berbeda pandangan, berbeda pendapat, secara tidak langsung kita mau tidak mau mengakui bahwa demokrasi kita ini semakin maju dan pastinya menunjukan semakin dewasanya masyarakat dalam mengimplementasikan negara yang demokratis.


Pastinya sebagai Negara yang besar, negara yang bermartabat dan menganut sistem Demokrasi Era Reformasi, bisa dipastikan rakyat nya tetap menjunjung tinggi nilai -nilai kehormatan, kemanusiaan, mengedepankan etika yang sesuai dengan butir -butir Pancasila, tetap bergandengan tangan, tetap menjaga hubungan yang baik antara satu sama lainnya, pastinya bersatu padu dan bahu membahu demi suksesnya Pemilu 2024 yang kondusif, damai, jujur, adil dan pastinya bermartabat, siapun yang nantinya yang menang dalam pertarungan Pilpres Ini mereka adalah putra -putra bangsa yang terbaik yang jelas niatnya ingin mengabdikan diri, memberikan sungbangsi sesuai dengan kapasitas dan potensi yang dimiliki untuk melakukan pekerjaan -pekerjaan yang besar dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik untuk bangsa yang kita cintai ini. apapun pilihannya yang terpenting berdasarkan keinginan sendiri bukan karena paksaan, desakan dan bukan embel -embel karena hubungan keluarga, karena Amplop yang berisi uang, tentukan pilihanmu, karena suaramu sangat berarti  menentukan perubahan untuk Bangsa yang sama -sama kita cintai, gunakan sebaik -baiknya hak pilihmu dengan baik yang sesuai dengan hati nuranimu.


Catatan : Arju Herman

Orang Pinggiran yang terlupakan

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال