Profesor IPB: Fenomena AMIN Terjadi Karena Ketidakadilan dan Pembangunan Salah Arah

Profesor IPB: Fenomena AMIN Terjadi Karena Ketidakadilan dan Pembangunan Salah Arah



JAKARTA - Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB), juga pengamat ekonomi berpengaruh Prof.. Dr.Didin.S.Damanhuri, SE, MS, DEA mengatakan jutaan orang hadir dalam kampanye akbar paslon presiden Anies Baswedan – Muhaimin iskandar  (AMIN) di Jakarta  International Stadium (JIS)


Ia mengatakan karena rakyat merasa terjadi ketidakadilan dan pembangunan salah arah. "Karena itu, perlu dikoreksi," katanya, dikutip dari KBA News, Minggu, 10 Februari 2024.


Didin menjelaskan fenomena itu secara sosiologis. “Sebagai pengamat, saya berusaha menyingkap apa makna sosiologis dari jutaan massa yang hadir penuh keikhlasan dalam kampanye akbar AMIN di JIS.”


Pertama, katanya, nampaknya istilah perubahan mewakili rasa dari massa AMIN yang merasakan selama ini berbagai ketidakadilan dan salah arah pembangunan telah dibuat secara sadar dengan tujuan mengekalkan kekuasaan rezim.


“Hukum yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah yang bukan untuk kepentingan rakyat tapi untuk kepentingan oligarki atau dinasti politik yang itu secara jelas menyengsarakan rakyat banyak,” kata peniliti ekonomi senior Indef itu.


Ini, tambahnya, juga diperparah oleh proyek raksasa food estate yang tidak melibatkan petani dan merusak lingkungan. Di masa kampanye, katanya, malah secara vulgar rakyat menyaksikan politisasi bansos dan  program hilirisasi yang ugal-ugalan yang tidak menguntungkan perekomian nasional.


Fenomena AMIN


Didin S Damanhuri menambahkan, Kedua,  munculnya Anies Baswedan sebagai capres dan Muhaimin Iskandar, sebagai Cawapres,  yang penuh dengan macam-macam modus hambatan dan ancaman, tapi akhirnya selamat hingga daftar ke KPU RI.


Lebih jauh lagi, di era kampanye, Anies Baswedan yang sukses besar memimpin DKI Jakarta, tampil bak pemimpin baru yang ‘genuine’ (asli),  cerdas dan retorika pas mengena, tidak berlebihan tapi memukau semua jenis generasi seperti babby boomers, X, Y hingga Z.


“Kampanye di banyak daerah yang selalu membludak, gaya kampanye Desak Anies yang digemari anak muda hingga puncaknya di JIS Jakarta, itu memberikan gaya dan genre baru dalam kampanye.”


“Anies Baswedan memberikan harapan baru bagi rakyat yang selama 10 tahun rezim Jokowi tidak kita temui, yang terlihat minim narasi. Malah, lebih parah omongannya sering berubah, tidak bisa dipegang,”sambungnya.


Bahkan dalam salah satu pidatonya ada yang mengkualifikasikan bahwa konon kemampuan pidato Anies baik dalam substansi maupun retorika sama bahkan melebihi Bung Karno.


“Sementara kemampuan teknokratisnya mirip pak Harto . Ini sangat mengagumkan dan belum ada duanya” puji Didin.


Pendamping Anies yakni Muhaimin Iskandar yang juga Ketua Umum PKB, tambahnya, melengkapinya sebagai figur yang mempunyai massa besar nahdiyin (NU) serta kemampuan organisasi yang mumpuni.


Ketiga, jelas Didin, sentimen persaingan antar paslon yang mengusung Perubahan versus Keberlanjutan, rupanya memantik hinga ke akar rumput.


Sebelumnya diperkirakan isu Perubahan lawan Keberlanjutan hanya milik elite saja. Tetapi, massa AMIN di JIS yang jutaan dan umumnya banyak yang berasal dari rakyat ternyata sangat merasakan nuansa kebutuhan perubahan.


“Apakah nanti massa akan memenangkannya dalam Pilpres 14 Pebruari? Banyak kalangan memprediksi bahwa Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran dan AMIN salah satunya. Meski ada yang terus mendesakkan slogan tentang satu putaran.”


“Mudah-mudahan dugaan kuat akan adanya kecurangan, dapat di counter failing balance oleh semua pihak termasuk oleh Bawaslu,” pungkasnya. 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال