Balai Diklat Keagamaan Papua Melakukan Kegiatan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Angkatan X bagi ASN

Balai Diklat Keagamaan Papua Melakukan Kegiatan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Angkatan X bagi ASN


SORONG (KASTV) - Balai Diklat Keagamaan Papua Melakukan Kegiatan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Angkatan X bagi ASN Kementerian Agama Kantor Kementerian Agama Kota Sorong menargetkan tenaga pendidik dari Lembaga Pendidikan Institut Agama Islam Negeri  (IAIN) Kota Sorong bersama para ASN Kantor Kementerian Agama Kota Sorong, Papua Barat Daya, yang dilaksanakan di Kryad Hotel, Senin 29 April - 3 Mei 2024.

Acara Pembukaan pelatihan diresmikan Kepala Balai Diklat Keagamaan Papua, Dr. Mochtar Ruhuteru. Kemudian dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sorong, Rofiul Amri, M.Pd.I., Pembukaan diawali dengan Doa yang dibawakan peserta Laurentius Reresi dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Kementerian Agama dipandu dirigen Cyrilus. Selanjutnya, laporan Panitia terkait pelaksanaan Diklat Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama Angkatan X bagi ASN Kementerian Agama Kantor Kementerian Agama Kota Sorong

Kepala Kementerian Agama Kota Sorong, Rofiul Amri, M.Pd.I., dalam sambutannya menegaskan pentingnya penguatan moderasi beragama di tengah keberagaman agama dan kemajuan teknologi pada zaman modern ini. Maka Rofiul Amri memberikan apresiasi kepada Balai Diklat Keagamaan Papua sebagai “Pelopor Moderasi Beragama dan Penggerak Moderasi Beragama”. 

“Kini, Balai Diklat memberikan pelatihan penggerak Penguatan Moderasi Beragama kepada ASN Kantor Kementerian Agama dan para Dosen ASN IAIN Kota Sorong angkatan X, pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Barat di Kota Sorong sebagai penggerak moderasi beragama. Maka jadikan agama sebagai Inspirasi, jangan jadikan agama sebagai aspirasi,” tegas Rofiul Amri mengutip pesan Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin yang dipertegas Menteri Agama K.H. Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama Kabinet Indonesia Maju. 

Lebih lanjut, Kepala Kantor Kemenag Kota Sorong, Rofiul Amri menegaskan pendidikan berperan penting dalam membentuk karakter dan toleransi antarumat beragama. Pelatihan ini melengkapi tenaga pendidikan dengan ketrammpilan dan pengetahuan untuk menjadi penggerak penguatan moderasi beragama. 

“Pelatihan ini digagas Balai Diklat Keagamaan Papua sebagai respon terhadap dinamika masyarakat yang multikultural. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman teoritis tetapi juga memberikan wawasan praktis dan solusi konkret untuk menghadapi situasi dan tantangan zaman milienial atau digitalisasi,” ujar Rofiul Amri

“Kita perlu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di masyarakat bukan hanya sekedar pembekalan konsep saja tetapi perlu penerapan dalam kehidupan sehari-hari. “Program-program terkait moderasi beragama adalah upaya agar sikap beragama di tanah air tetap berada pada jalurnya yang tidak berlebihan, tidak terjebak pada pengamalan agama yang berlebihan. Maka Kita perlu membangun Komitmen Kebangsaan dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara yang kokoh. Itu artinya, Agama menjadi pegangan dan alat pemersatu bangsa,” jelas Kepala Kantor Kemenag Kota Sorong.


Lebih lanjut Rofiul Amri mengajak 30 peserta pelatihan agar memperhatikan dan melaksanakan Perpres No 58 tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama. Penguatan tersebut menjadi penting di tengah tantangan sosial kemasyarakatan yang bisa mengendorkan semangat moderasi beragama. Rofiul menjelaskan ada 4 indikator penting penerapan Moderasi Beragama di Indonesia maka seseorang bisa disebut menerapkan moderasi beragama dengan baik jika melaksanakan 4 indikator ini.

Indikator pertama, kata Rofiul Amri, adalah Komitmen Kebangsaan. Setiap orang beragama yang moderat pasti mengamalkan sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kedua, Anti Kekerasan. Seseorang  yang beragama secara moderat maka tidak akan melakukan kekerasan, baik verbal, visik maupun seksual dan lain sebagainya. 

Ketiga, Toleransi, mudah diucapkan namun sulit diterapkan. Arti toleran adalah sanggup menanggung beban. Setiap manusia saling menghormati perbedaan. “Di Papua ada semboyan ‘satu tungku tiga batu’,” ucap Rofiul Amri sembari menjelaskan arti semboyan tersebut.

Keempat, Menghargai Tradisi, penghargaan terhadap tradisi, menerima budaya lokal, walaupun tradisi tidak sesuai ajaran agama tetap menghargai,” ujarnya. 

“Mari membangun keragaman bersama di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini,” tutup Amri dengan pemukulan mengucapkan doa dan memukul tifa sebanyak tiga kali tanda dimulainya kegiatan pelatihan penggerak penguatan moderasi beragama angkatan X bagi ASN pada Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Papua Barat.  

Pemateri pada hari pertama, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Sorong, Rofiul Amri, S.Pd., M.Pd.I., membawakan materi tentang Visi, Misi dan Nilai Dasar Kementerian Agama. Pemateri Kedua Wendi Wicaksono, M.Pd., dengan materi Building Learning Commitment and Overview Academik.  M.Pd. Pemateri Ketiga, Ketua IAIN Kota Sorong, Prof. Hamzah Khariyah dengan materi Udar Asumsi, Membangun Perspektif. Dan satu materi terakhir Sketsa Kehidupan Beragama di Indonesia. (Laurent Reresi)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال