Opini oleh Shamsi Ali-Kajangi
Sejak penjajahan Israel ke bangsa Palestina dari tahun 1948, berlanjut ke tahun 1967 hingga kini, dengan kekerasan-kekerasan yang terjadi dari masa ke masa, puncaknya di bulan Oktober 2023 lalu, banyak realita yang Allah bukakan untuk kita semua. Mata-mata manusia yang selama ini dipaksa buta oleh berbagai hal, termasuk oleh kekuatan duit (money might) dan media, kini mulai terbuka secara alami.
Dunia Barat, khususnya negara-negara besar dan kuat seperti Amerika, Inggris dan Jerman, selama ini dinina bobokkan dan dibutakan oleh Kekuatan tersembunyi (invisibile hands) untuk melihat realita yang terjadi, bukan saja di Palestina dan Timur. Tapi juga di berbagai belahan dunia lainnya. Tidak jarang penglihatan penglihatan, pendengaran dan akal pemikiran mereka dipaksa terbalik (forcibly twisted) oleh kekuatan yang tak nampak itu.
Salah satu hal terpenting yang sedang terjadi dengan keperihan dan penderitaan saudara-saudara kita di Gaza dan Palestina umumnya adalah terjadinya eksposur yang luas tentang realita yang selama ini masih tersembunyikan. Melalui genosida, pembunuhan massal dan penghancuran totalitàs di Gaza nampaknya memang Allah jadikan sebagai salah satu pembuka realita yang sesungguhnya. Dengannya Allah nampakkan “kebenaran dan kebaikan sebagai kebenaran dan kebaikan” dan sebaliknya “kebatilan dan kejahatan sebagai kebatilan dan kejahatan” sejelas-jelasnya.
Dengan tereksposnya kebatilan dan kejahatan itu, mata hati dan nurani banyak manusia semakin terbuka. Pembantaian dan destruksi yang terjadi kepada bangsa Palestina di Gaza itu bagaikan “thommah” (ketukan) dahsyat yang terjadi dan mengingatkan manusia akan nilai kemanusiaan dan nuraninya. Mengetuk kesucian hati (fitrah) bahkan perasaan universal kemanusiaan (common sense) mereka.
Realita itulah yang hari-hari ini kita saksikan. Justeru di negara-negara yang selama ini berada di garda terdepan mendukung penjajahan di Palestina mengalami perubahan yang signifikan. Kita saksikan hari-hari ini di Amerika misalnya, negara yang tanpa pernah malu-malu membela Israel bahkan melebihi dari dirinya sendiri. Amerika dengan muda mengkriminalkan kritikan kepada Israel dengan dalih “anti semitisme”. Tapi belum tentu merasa harus mengkriminalkan ketika Amerika yang dikritik atas dalih “freedom of speech or expression”.
Terjadinya demonstrasi besar-besaran, yang diikuti oleh tidak saja komunitas Arab dan Muslim, tapi berbagai segmen masyarakat Amerika termasuk sebagian Yahudi sendiri, menjadi salah satu konsekwensi dari eksposur tadi. Dalam tahun-tahun terakhir, suara-suara keras menentang kejahatan Israel kepada bangsa Palestina semakin keras dan jelas di Kongres AS, bahkan pada level negara bagian (state) dan kota (city) juga. Sesuatu yang dianggap tabu/asing bahkan dinilai bertentangan dengan nilai-nilai (values) Amerika selama ini.
Opini: Genosida Gaza dan Perubahan yang Tak Terbendung- 3
https://www.kasuaritv.com/2024/04/opini-genosida-gaza-dan-perubahan-yang_96.html
Opini: Genosida Gaza dan Perubahan yang Tak Terbendung- 1
https://www.kasuaritv.com/2024/04/opini-genosida-gaza-dan-perubahan-yang.html