Opini oleh Shamsi Ali-Kajangi
Mungkin yang paling menghebohkan dan menggelisahkan mereka yang memang buta dengan realita Gaza (Palestina) adalah bangkitnya kaum muda terpelajar, para mahasiswa dan akademisi di universitas-universitàs terkemuka dan terhebat dunia. Dari Harvard, MIT, Columbia, Yale, hingga ke NYU dan lain-lain bangkit melakukan resistensi terhadap perlakuan yang tidak manusiawi (inhumane) penjajahan Israel terhadap penduduk Gaza. Mereka bahkan berhari-hari melakukan tuntutan itu dengan kegiatan “encampment” (perkemahan) di kampus-kampus universitàs hebat itu. Akibatnya banyak di antara mereka yang ditangkap, bahkan terancam masa depan akademiknya.
Semua itu menjadi bukti bahwa di balik segala penderitaan dan kepedihan yang dialami oleh saudara-saudara kita di Gaza ada hikmah besar yang Allah tunjukkan. Jihad diplomasi Palestina juga semakin “empowered”. Berbagai negara terbuka mengakui Palestina merdeka. Bahkan baru pertama kali dalam sejarah dilakukan pemungutan suara untuk mengakui Palestina sebagaj anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Walaupun akhirnya gagal karena diveto oleh AS sebagai anggota tetap DK-PBB.
Intinya adalah “mass massacre”(pembunuhan massal) dan genosida serta penghancuran total (total destruction) oleh penjajah dan penjahat Israel di Gaza tidak dibiarkan tanpa makna oleh Allah SWT. Tinggal kita apakah menjadi bagian dari manusia buta yang tak paham? Atau menjadi bagian dari manusia yang terbuka dengan realita yang sesungguhnya. Tentu pertanyaan yang paling penting dan krusial adalah di mana posisi kita dalam peristiwa selama ini?
Meminjam kalimat Bush: with us or them. Dalam hal peristiwa genosida Gaza ini hanya ada satu kalimat: “are we on the side of the truth and justice? Or on the side of the evil and oppression” (apakah kita berada di pihak kemenangan dan keadilan? Atau berada di pihak kejahatan dan kezholiman”.
Kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Gaza mengingatkan kita: “untuk membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah” (liyuhiqqa al-haqq wa tubthilu al-bathil”. Dan dengan segala yang nampak di depan mata kasat, keyakinan sejati tetap mengatakan: “sesungguhnya kebatilan akan sirna terkalahkan” (inna al-bathila kaana zahuuqa).
Saya hanya mengingatkan bahwa gelombang perubahan itu semakin kuat dan nyata. Hendaknya kaum yang selama ini dinina bobokkan oleh keangkuhan dan perasaan hebat tersadarkan. Sadar sejarah umat Musa diperbudak oleh Fir’aun. Dan sadar sejarah mereka di Eropa yang hampir dibumi hanguskan oleh Hitler dan tentaranya. Ingat, dunia senantiasa berputar. Dan “pada hari itu kami pergilirkan di antara manusia”.
Jika anda membantai bangsa Palestina hari ini, ingat esok hari anda akan berada di posisi yang sama. Hentikan dan segera kembali ke jalan kemanusiaan. Dunia merindukan manusia yang berkemanusiaan. Bukan manusia yang memilki prilaku yang lebih buruk dan lebih jahat dari prilaku hewan”.
Bellevue, 25 April 2024
Opini: Genosida Gaza dan Perubahan yang Tak Terbendung- 1
https://www.kasuaritv.com/2024/04/opini-genosida-gaza-dan-perubahan-yang.html
Opini: Genosida Gaza dan Perubahan yang Tak Terbendung- 3
https://www.kasuaritv.com/2024/04/opini-genosida-gaza-dan-perubahan-yang_96.html