Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Berharap Prabowo Bisa Atasi Masalah Jokowi

Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Berharap Prabowo Bisa Atasi Masalah Jokowi



JAKARTA - Hariman Siregar, dan Bursah Zarnubi (mantan Ketua Fraksi Bintang Reformasi di DPR-RI) mengatakan masyarakat madani (civil society) memandang Prabowo Subianto adalah solusi bagi Indonesia, sementara Jokowi masih jadi masalah bagi bangsa, dan Jokowi tak akan punya kuasa, wibawa dan pengaruh  lagi.

 

Masyarakat  tidak mau ada cawe-cawe Jokowi, dan Prabowo dinilai kredibel dan pantas  memimpin Indonesia secara firmed ke depan, dan di mata Megawati Soekarnoputri/PDI Perjuangan, Prabowo adalah sahabat mereka sejak lama dimana hubungan kedua belah pihak  tampak baik-baik saja,” katanya membuka dialog Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Jakarta, Sabtu malam (6/4/24).

 

Hariman Siregar (mantan Ketum Dewan Mahasiswa UI)  menuturkan, dukungan masyarakat kepada Prabowo makin kuat dan respon positif-konstruktif dari para pemimpin dunia baik AS, China, Jepang, Malaysia, dan seterusnya yang mengundang dia selaku presiden terpilih, menunjukkan Prabowo diperhitungkan dan dihormati.

 

”Masyarakat diharapkan berani  mengawal dan bersikap kritis pada pemerintahan Prabowo agar bekerja dengan benar dan baik untuk rakyat kita,” kata Hariman .

 

Forum para aktivis ini semua sepakat menaruh harapan Indonesia lebih baik, adil, dan maju sebab Prabowo jauh lebih cakap/cerdas dan ngerti masalah daripada Jokowi.

 

”Tentu musti ada checks and balances Trias Politika, rule of law, civil society yang kuat, keadilan sosial,kebebasan dan kesetaraan,sebab dalam demokrasi semua itu  sangat penting,” ujar Herdi Sahrasad .

 

Ketum PGK Bursah Zarnubi menekankan pentingnya Prabowo focus pada upaya mengatasi kemiskinan lebih 11 juta orang paling miskin, di bawah garis kemiskinan dan mereka yang masih pra-sejahtera.

 

‘’Karena dana terbatas, maka tak perlu semua pelajar diberi makan gratis, namun skala prioritas perlu difokuskan pada kaum pelajar paling miskin, dibawah garis kemiskinan yang angkanya lencapai lebih dari 11 juta jiwa,”kata Bursah, mantan Ketua HMI Jakarta. (Sumber jakartasatu)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال