SORONG (KASTV) - Sebanyak 30 peserta pelatihan penggerak moderasi beragama angkatan X bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kantor Kementerian Agama Kota Sorong, Kantor Wilayah Kementerian Agama Papua Barat telah terlaksana dan mendapat penilaian sangat baik dari Balai Diklat Keagamaan (BDK) Papua.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia BDK, Fadlun Zakiyah Alhamid, SE., M.M., dalam laporan penutupan kegiatan Moderasi Beragama, di Kryriad Hotel, 29 April – 3 Mei 2024.
Sesuai laporan Ketua Panitia Pelaksana, Fadlun Zakiyah Alhamid, SE., M.M., dalam laporannya mengatakan penanggugjawab penyelenggara pelatihan ini adalah Kepala Balai Diklat Keagamaan Papua, Sektretaris/Akademis Aisya Ulate, SE., dan Ina Dharmayanti Nur, A. Md.Kom., menjelaskan pelatihan ini bertujuan menginternalisasi nilai-nilai moderasi beragama sehingga 30 peserta dinyatakan ‘lulus sangat memuaskan’ karena dapat menerapkan cara pandang, sikap dan perliaku yang moderat.
Hal ini diperkuat Tenaga Pengajar dan Pelatihan Widyaiswara sekaligus fasilitator Yotan Manga’pan, M.Pd.K., dari Balai Diklat Papua, menilai 30 peserta pelatihan penggerak Moderasi Beragama mampu menalar keberagaman, mampu memahami landasan teologis, memahami konsep moderasi beragama, mampu menginternalisasikan moderasi beragama serta memiliki strategi penerapan moderasi beragama.
Penilaian juga diperkuat oleh Tenaga Pengajar Rektor IAIN Sorong, Pejabat Struktural dan Fungsional Kantor Balai Diklat Keagamaan Papua, Pejabat Fungsional Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Papua dan Pejabat Struktural dan Fungsional Kantor Kementerian Agama Kota Sorong.
Sebanyak 30 peserta penggerak
“Sebanyak 30 peserta penggerak Moderasi Beragama angkatan X bagi ASN beraal dari Kantor Kementerian Agama Kota Sorong dan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kota Sorong dinyatakan “lulus sangat memuaskan “ sebagai berikut:
Agus Salim, S.Sos. M.Pd., Andi Hasrun, SE., M.M., Cyrilus Nekin Kabosu, F.Fils., Delila Kayai, SE., Dewi Suliyati, S.Si., Dwi IIn Kahinah, M.Sos.I., Hartinah, S.Sos.I., S.Pd.I., M.A., Hasriyah, SH., Juni Bottong, S.E., La Ode Obi, S.Sos., M.M., Laurentius Reresi, S.S., M.M., Lelafaklayani Raden, S.Kom., Masseni, M.Sos.I., Milka S.Kom., Muhammad Ramli, S.Pd., M.Pd., Drs. Muhammad Satir, M.Pd.I., Nur Ain Iskandar Alam, S.Ag., Rabiudin, M.Pd., Rachmawati, SE., Rahiya Bugis, SE., Rizki Indah Hermawan, S.Si., Rokhimah, M.M., Rosmiati Saibu, S.Pd.i., Rusyaid M.Pd.I., Salma Ida Tuanakotta, S.Ag. M.Pd., Sermia Liling, S.Th. MTh., Sitti Nur Syam, Sri Mutiara Nagoba, S.AP., ST.Umrah, MA., Wati Irmawati, S.Pd.I.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Sorong, Rofiul Amri, S.Pd., M.Pd.I., dalam kegiatan penutupan, mengajak seluruh ASN Angkatan X Kemenag Kota untuk selalu mengucap syukur kepada Allah agar bisa mengimplementasi moderasi beragama dengan sungguh-sungguh di tempat kerja, kampus, keluarga, masyarakat berbangsa dan bernegara
“Sebanyak 30 peserta penggerak Moderasi Beragama angkatan X bagi ASN kemenag Kota Sorong telah mendapat bekal sebagai penggerak Moderasi Beragama.
Terimakasih kepada Balai Diklat Keagamaan Papua yang telah membekali 30 peserta. Kami berharap melalui kegiatan ini, semangat moderasi beragama dapat terus tumbuh dan menjadi inspirasi bagi umat beragama.
Para peserta penggerak Moderasi Beragama angkatan X bagi ASN adalah miniatur moderasi beragama maka tunjukkanlah kehidupan yang harmoni, rukun dan damai, hidup bertoleransi antar umat beragama dengan baik, bukan hanya diucapkan tetapi juga diimplementasikan dalam tindakan sehari-hari, memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara dalam bingkai NKRI,” harap Rofiul Amri.
Pesan Kepala Kantor Kemenag
Kepala Kantor Kemenag Kota Sorong, Rofiul Amri, M.Pd.I., mengajak 30 peserta agar menyadari bahwa moderasi beragama bagi semua agama memiliki tujuan untuk saling empati, berdamai, dan saling menghargai setiap perbedaan keyakinan.
Toleransi dapat dijadikan sebagai sikap dalam menghargai dan menghormati setiap perbedaan antar individu atau kelompok baik masyarakat maupun agama.
Selain itu, Laurentius Reresi, peserta moderasi beragama memberikan pesan dan pesan, moderasi beragama sebagai upaya menghormati setiap perbedaan dan menjaga keutuhan Bhinneka Tunggal Ika.
Maka dibutuhkan kerjasama setiap individu atau kelompok dalam menerapkan moderasi beragama.
“Toleransi adalah sikap saling menghormati dan menghargai terhadap suatu perbedaan. Ini beberapa nilai-nilai dalam moderasi beragama. Mari kita turun lapangan mempraktekkan nilai-nilai moderasi beragama,” ucapnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama, Rofiul Amri, M.Pd.I., menutup rangkaian kegiatan pelatihan penggerak moderasi beragama dengan memukul tifa sebanyak 5 kali symbol keberagaman agama di Indonesia. (Laurent Reresi).
Tags
PEMERINTAHAN