Jakarta – Sejak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dipegang Nadiem Makarim, kebijakan Kemendikbud untuk membuat guru-guru sejahtera dinilai carut marut.
Menurut Akademisi Dr. Suriyanto Pd, SH,MH,M.Kn, kondisi guru-guru di Indonesia saat ini bukan semakin membaik, malah memburuk.
Sebagai seorang akademisi dan dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta, Suriyanto mengaku prihatin dengan kondisi guru-guru saat ini. Pasalnya, dia mendapati data terbaru yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat sekitar 43 persen pengguna layanan pinjaman online (pinjol) adalah guru.
“ Ini kan mengkhawatirkan sekali, bagaimana guru-guru kita bisa fokus mendidik anak-anak calon penerus bangsa, jika terbebani oleh persoalan ekonomi. Terjerat hutang pinjol untuk menutupi kebutuhan hidupnya,” kata Suriyanto melalui keterangan di Jakarta, Rabu [19/6].
Praktisi hukum ini juga menilai, persoalan kesejahteraan guru yang terjadi pada saat Nadiem menjadi Mendikbud pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo, seyogyanya harus diperbaiki pada masa pemerintahan Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto.
"Prabowo harus berani, tidak melanjutkan program Nadiem yang tak tepat sasaran, tak memahami kondisi di lapangan. Ia harus berani membuat kebijakan yang baik. Angkat Menteri yang memahami persoalan pendidikan," ucapnya.
"Presiden Prabowo harus mencari figur yang tepat bukan sekadar figur pengusaha. Tapi yang benar-benar punya rekam jejak pendidikan. Selamatkan pendidikan di Indonesia," tuturnya.
Menurut Suriyanto, kriteria yang tepat untuk sosok yang layak dipilih Prabowo menjadi Mendikbud adalah yang profesional dan memang mengerti masalah pendidikan (Jgd)