TAMBRAUW (KASTV) -Sebagai tindak lanjut atas peluncuran Program pembelajaran kelas awal guna meningkatkan kemampuan literasi dasar serta numerasi bagi anak anak di tanah Papua, UNICEF bersama penerintah Australia yang didampingi oleh perwakikan Kemendikbud dan Kemendagri Tiba di Distrik Sausapor, kabupaten Tambrauw, pada Rabu 17 Juli 2024.
Kedatangan UNICEF di Tambrauw di sambut oleh Pj Bupati Tambrauw, bersama Kabid PNF, Kabid SD dan Pengawas Dinas Pendidikan, dalam pertemuan terbatas yang bertempat di homestay Arauna Sausapor.
Dalam kesempatan tersebut Teresita Felipe wakil UNICEF, memperkenalkan tentang program UNICEF-Pemerintah Australia yakni Pembelajaran Kelas Awal. Ia menyebutkan terdapat kurang lebih 12 hingga 69 persen kelas tiga di 159 sekolah di delapan Kabupaten yang menjadi sasaran program pada periode sebelumnya tidak dapat membaca.
Menurutnya peningkatan hasil belajar siswa dapat dicapai jika beberapa tantangan yang mempengaruhi seperti terbatasnya pelatihan guru, ketidak hadiran guru dan kurangnya sarana pendidikan.
"Diharapkan program baru pembelajaran kelas awal berdampak positif terhadap kualitas dan inklusivitas kegiatan belajar mengajar peserta didik, serta anak anak disabilitas di sekitar 120 SD dan 36 PAUD di enam Kabupaten se-tanah Papua khususnya yang berada di daerah 3T, salah satu daerah yang menjadi sasaran program dari kami yakni Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya"paparnya
Dalam kesempatan tersebut, Pj Bupati Tambrauw Angelberthus G Kocu, S.Hut, M.M, menyambut hangat program dari UNICEF dan Pemerintah Australia tersebut. Ia berharap program tersebut dapat bermanfaat dalam mengatasi tantangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa.
"Saya atas nama Pemda dan masyarakat Tambrauw, mengucapkan terimakasih kepada UNICEF, Pemerintah Australia, Kemendikbud dan juga Kemendagri, telah memilih Tambrauw untuk menerina Program ini"ungkapnya
"Tambrauw ini kabupaten baru dengan banyak tantangan, banyak sekolah berada diwilayah sangat tertinggal dengan kualitas pendidikan yang tertinggal, ini bukan berarti kami tidak mampu, tapi memang kondisi alam grografis kita, transportasi yang sulit, politis dan juga sosial budaya, tantangan yang begitu kompleks"lanjutnya
"Oleh karena itu saya berharap program ini dapat berjalan walau mungkin belum semua sekolah dapat di jangkau, dari Fef hingga daerah Pesisir dahulu, jika berhasil dapat dilanjutkan ke wilayah pegunungan Kebar dan sekitarnya"tutupnya
(NR)
Tags
SOSIAL