MUNA (KASTV) - Penjemputan Pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Muna, Bachrun Labuta- La Ode Asrafil Ndoasa di Pelabuhan Nusantara Raha, pada Sabtu 27 Juli 2024 terbilang sukses.
Ribuan masyarakat berbondong-bondong memeriahkan penjemputan pasangan Calon (Paslon) berkronim BAHTERA itu, baik di darat maupun di laut momen kedatangan itu terbilang meriah.
Kemeriahan itu tak hanya dihadiri relawan dan simpatisan, akan warga Muna yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), P3K, honorer, lurah, Kades hingga perangkat kelurahan dan desa harus ikut serta dalam penjemputan tersebut.
Ikhlas atau tidak tapi wajib dilakukan oleh abdi negara itu sebagai bentuk loyalitas terhadap pimpinan.
Sebagai Pelaksana tugas (Plt) Bupati Muna yang digadang-gadang kembali maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 di Muna tentunya itu bukan hal yang sulit bagi seseorang Bachrun.
Bachrun tentunya punya 'kekuatan' itu. Kemeriahan penjemputan Bachrun dan calon wakilnya Asrafil, pastinya meriah dengan segenap kekuatan yang ada.
Harapannya, semua dapat terkendali. Namun itu diluar ekspektasi. Kemeriahan yang diharapkan dapat menyukseskan langkah pasangan BAHTERA itu harus 'tercederai'.
Warga Muna yang berprofesi sebagai nelayan yang sempat menjemput pasangan Bahtera dari jalur laut, harus gigit jari. Upah yang dijanjikan dalam penjemput sebagai pengganti uang bensin dan jasa mereka tak terbayarkan. Memang miris, jika itu terjadi, tapi begitulah faktanya.
Informasi yang berhasil dihimpun, sampai berakhir kegiatan penjemputan sejumlah nelayan di pesisir Desa Lagasa, Kecamatan Duruka masih keluhkan upah mereka yang belum diselesaikan.
Salah seorang nelayan berinisial J mengungkapkan, saat ikut penjemputan, solar untuk perahu miliknya ditanggung sendiri dengan harapan akan mendapatkan uang pengganti seperti yang sudah dijanjikan oleh oknum tim relawan BAHTERA.
"Tapi sampai saat ini harga sewa kapal belum dibayar, biaya sewanya 100 ribu ,tapi kita ada sekitar lima orang lagi mungkin yang belum dibayar" Jelasnya J saat di temui di kediamannya, Minggu malam 28 Juli 2024, sekitar pukul 21.00 wita.
Sementara itu A (inisial) yang juga merupakan warga Desa Lagasa berharap agar hak mereka yang belum dituntaskan dapat segera dibayarkan.
"Memang ada yang sudah dibayar tapi ada juga yang belum, harusnya disama ratakan jangan dibeda-bedakan," tegas pria itu.
Penulis: Borju