Opini oleh Sutoyo Abadi- Pengamat Politik
Sejak menjadi Panglima TNI, dan selama Jokowi nasih
berkuasa, Gatot sering menyoroti isu kebangkitan PKI, agar semua waspada.
Pada tahun 2017 jelang peringatan G30S/PKI, ia memerintahkan
seluruh jajarannya untuk memutar film pengkhianatan G30S/PKI. Semua prajurit,
mulai dari tingkat Kodim, Korem, hingga Babinsa, wajib menonton film buatan
tahun 1980-an itu.
Jenderal Gatot sekalipun sudah purnawirawan masih mendidih
ketika Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun
2022, memuat isi ingin permintaan maaf kepada PKI, mengadakan rehabilitasi dan
bantuan sosial kepada pelanggaran HAM, arahnya untuk membela dan melindungi PKI.
Agar semua lebih peka dan waspada dengan statemen Jokowi
mengatakan bahwa dirinya menaruh simpati dan empati yang mendalam kepada para
korban dan keluarga korban. Oleh karena itu, Jokowi dan pemerintah berusaha
untuk memulihkan hak-hak para korban secara adil dan bijaksana, tanpa
menegasikan penyelesaian yudisial.
Afiliasi Jakowi terpapar PKI sangat fulgar, ini tersambung dengan pernyataan
Bambang Tri ( Jokowi Under C weover II ) bahwa Jokowi terpapar PKI.
Rencana aksi pasukan sesumbar berani mati pembela Jokowi dan
keluarganya tanggal 22 September 2024 di Tugu Proklamasi Jakarta. Jokowi
memilih September ( biasa menghindar itu bukan perintahnya ), jelas memberi
isyarat terkait dengan peristiwa G 30 S PKI.
Peristiwa ini sangat mungkin masih tersambung dengan
semangat Aidit setelah mendapatkan arahan MaoTse Tung. Mengingatkan kita dialog
Mao Tse Tung dengan Aidit tanggal 5 Agustus 1965 di Zhongnanhai – Peking
, menjelang meletusnya PKI :
Mao : Kamu harus bertindak cepat
Aidit : Saya khawatir AD akan menjadi penghalang
Mao : Baiklah, lakukan apa yg yang saya nasihatkan kepadamu – habisi semua
jenderal dan perwira reaksioner itu dalam sekali pukul. Angkatan Darat lalu
akan menjadi seekor naga yang tidak berkepala dan akan mengikuti mu.
Aidit : Itu berarti membunuh beberapa ratus perwira.
Mao : Di Shensi Utara saya membunuh 20.000 orang
kader dalam sekali pukul saja.
Rencana aksi pasukan bergaya sesumbar berani mati pembela
Jokowi dan keluarganya tanggal 22 September 2024 di Tugu Proklamasi Jakarta,
yang berbau narasi perjuangan PKI, akan nyasar kemana.
Konon Konsolidasi Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi ( yang
akan lengser dari kekuasaannya ) dilakukan 22 September ini akan berkulminasi
pada kebulatan tekad tanggal 22 September 2024, tekad untuk apa.
Jokowi silahkan unjuk keberanian tetapi semua harus sadar
bahwa Tugu Proklamasi adalah monumen perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia
bukan monumen pembela pada PKI.
Nampaknya Jokowi benar-benar sudah limbung, nanar, berjalan
tanpa arah, seolah olah masih akan terus berkuasa, di balut ketakutan yang acut
resiko hukum yang sudah mengintai diri dan keluarganya.
Semua rekayasa politiknya sudah buntu dan mentok, terkesan
seperti tidak siap lengser dari kekuasaannya. Peringatan waspada dari Jenderal
( Purn ) Gatot Nurmantyo tetap relevan.
Kalau aksi akan membuat kebulatan tekad tanggal 22
September 2024, ada niat akan menggangu rencana pelantikan Prabowo Subianto 20
Oktober mendatang, sama artinya Jokowi akan bunuh diri.