Pesawaran (KASTV)- Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Selain membantu dalam pemerataan ekonomi, UMKM juga berperan dalam pengentasan kemiskinan serta menjadi sumber pemasukan devisa. Namun, pertanyaan muncul terkait keberlanjutan pendampingan UMKM di Kabupaten Pesawaran.
Tri Indah, Presidium UMKM Provinsi Lampung, mengungkapkan keprihatinannya terkait pendampingan UMKM di Pesawaran.
Menurutnya, pendampingan terhadap UMKM di kabupaten tersebut dinilai tidak berkelanjutan dan hanya sekadar menjadi "proyek" tanpa hasil yang signifikan.
“Selama ini, pendampingan yang diberikan kepada UMKM di Pesawaran tidak konsisten. Kami merasa program yang dilakukan hanya sebatas formalitas dan tidak benar-benar berorientasi pada hasil jangka panjang,” ungkap Tri Indah dalam pertemuan dengan sejumlah wartawan di Gedung Koperasi Desa Way Urang, Kecamatan Padang Cermin, pada Minggu (29/09/2024).
Tri juga menyoroti peran Ibu Nanda Indira Dedi, yang selama ini memimpin pembinaan UMKM di Pesawaran. Menurutnya, program yang dijalankan terkesan setengah hati dan belum mampu mengatasi tantangan utama yang dihadapi oleh para pelaku UMKM di daerah tersebut.
“Pelaku UMKM membutuhkan pendampingan yang berkelanjutan agar mereka dapat terus berkembang. Bukan hanya satu-dua kali kegiatan, tapi harus ada kesinambungan. Sayangnya, hal ini belum terjadi di Pesawaran,” tambah Tri.
Lebih lanjut, Tri Indah juga mempertanyakan transparansi dalam pelaksanaan program pendampingan. Menurutnya, banyak pelaku UMKM yang tidak mendapatkan informasi jelas mengenai program yang ada, sehingga mereka kesulitan untuk mengakses bantuan atau pelatihan yang dibutuhkan.
“Banyak UMKM di Pesawaran yang merasa kesulitan untuk mengikuti program-program pendampingan. Mereka tidak tahu apa saja program yang tersedia, siapa yang berhak mendapatkannya, dan bagaimana cara mendapatkannya. Ini menunjukkan adanya masalah dalam sistem informasi dan manajemen program,” ujar Tri dengan nada kritis.
Sementara itu, beberapa pelaku UMKM di Pesawaran juga menyuarakan keluhan yang serupa. Mereka merasa bahwa dukungan yang diberikan oleh pemerintah setempat masih sangat terbatas. Salah satu pelaku UMKM, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa program pelatihan yang diadakan tidak disesuaikan dengan kebutuhan nyata mereka.
“Pelatihan yang diadakan sering kali tidak relevan dengan kebutuhan kami di lapangan. Kami membutuhkan pendampingan yang lebih spesifik dan berkelanjutan, bukan hanya teori,” ujar salah satu pelaku UMKM.
Di sisi lain, Nanda Indira Dedi, yang disebut-sebut sebagai penanggung jawab program pembinaan UMKM di Pesawaran, belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik yang disampaikan oleh Tri Indah dan para pelaku UMKM.
Namun, Nanda sebelumnya pernah menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas UMKM di daerah tersebut, termasuk melalui pelatihan dan pendampingan teknis. Menurut Nanda, program tersebut dirancang untuk membantu UMKM meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka di pasar.
“Kami telah melakukan berbagai program pelatihan dan pendampingan, mulai dari manajemen usaha, akses permodalan, hingga pemasaran digital. Tujuan kami adalah agar UMKM di Pesawaran bisa lebih mandiri dan kompetitif,” kata Nanda dalam sebuah kesempatan sebelumnya.
Terlepas dari itu, kritikan dari Tri Indah dan keluhan dari pelaku UMKM menunjukkan bahwa masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk memastikan bahwa program pendampingan UMKM di Pesawaran dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. Dukungan yang konsisten dan berorientasi pada kebutuhan lapangan menjadi kunci untuk mengembangkan sektor UMKM yang lebih kuat dan mandiri.
Dengan situasi ini, masyarakat berharap agar pemerintah daerah Pesawaran, di bawah kepemimpinan Ibu Nanda Indira Dedi, dapat lebih serius dalam memberikan perhatian terhadap masalah ini. Peningkatan kapasitas dan keberlanjutan program pendampingan UMKM diharapkan bisa segera dilakukan agar tujuan-tujuan besar, seperti pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, bisa tercapai dengan lebih efektif.
Masyarakat, terutama pelaku UMKM di Pesawaran, kini menunggu langkah nyata dari pemerintah daerah untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada, serta memastikan bahwa pendampingan UMKM ke depan benar-benar berkelanjutan dan memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan mereka. (Wahyu&tim)