JAKARTA- Raffi Ahmad diberitakan mendapat tawaran sebagai Wakil Menteri setelah memenuhi undangan di kediaman Prabowo, kabar tentang Raffi Ahmad pun membuat hati semakin gundah.
Pasalnya, Raffi Ahmad merupakan salah satu pelaku gratifikasi Digital selain dr. Richard. Sedangkan isu tentang gentrifikasi ini begitu senyap, hingga tidak banyak orang tahu bahwa gentrifikasi merupakan salah satu penyebab semakin parahnya ketimpangan sosial.
Gentrifikasi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an oleh Ruth Glass, seorang sosiolog Inggris. Gentrifikasi digambarkan sebagai sebuah pemindahan kelas pekerja oleh pekerja pendatang kelas menengah di London.
Menurut Glosarium, gentrifikasi merupakan usaha peningkatan vitalitas suatu lingkungan melalui peningkatan kualitasnya.
Gentrifikasi merupakan sebuah fenomena yang kontroversial, karena dikaitkan dengan masuknya pekerja kulit putih yang menggeser pekerja warna kulit gelap. Namun seiring berjalannya waktu, gentrifikasi menjadikan pekerja kelas menengah yang menggeser pekerja kelas bawah.
Gentrifikasi Menyebabkan Kesenjangan Sosial Semakin Parah
Dengan bergesernya kelas menengah ke lingkungan kelas bawah, tentu berimbas pada keadaan sosial yang mana terjadi marginalisasi maupun polarisasi yang ada di masyarakat.
Misalnya dengan adanya perumahan elit akibat alih fungsi lahan, penduduk sekitar termarginalkan dengan kehadiran orang-orang kaya di sekitar mereka. Hal ini tentu berimbas pada kesenjangan sosial, di mana kelas bawah akan dianggap sebagai sesuatu ‘yang rendah’ bagi penghuni perumahan elit.
Sedangkan, dengan semakin banyaknya kawasan elit di lingkungan yang tadinya dimanfaatkan oleh kelas bawah akan menyebabkan polarisasi di dalam masyarakat itu sendiri. Misalkan pada sebuah kelurahan tadinya tidak ada perumahan elit dan lebih banyak diisi oleh kelas bawah, dengan semakin banyaknya perumahan elit di kelurahan itu akan membuat polarisasi dalam konstruksi sosial masyarakatnya.
Gentrifikasi Ditigal
Pada utas singkat yang pernah Saya bahas tentang gentrifikasi digital, Saya menjelaskan bahwa orang seperti Raffi Ahmad berperan dalam tergesernya kelas bawah akibat aneksasi bisnis yang ia lakukan.
Bayangkan, orang dengan pendapatan kecil harus bersaing dengan Raffi Ahmad yang mempunyai modal besar untuk merebutkan konsumen pada sektor usaha yang sama. Misalnya produk yang Raffi jual ke marketplace.
Raffi dengan modal yang besar bisa dengan mudah menguasai algoritma, membayar penyedia jasa SEO dan SEE, pengikutnya yang berjuta-juta di media sosial semakin mempermudah Raffi dalam menjual produknya yang terbilang baru.
Bandingkan dengan kelas bawah yang bermodal kecil, tidak menguasai digital marketing, yang harus bersusah payah mengumpulkan followers dari 0, diharuskan bersaing dengan Raffi Ahmad? Tentu kelas bawah yang menjual produk yang sama dengan Raffi Ahmad akan kalah telak.
Sosok Raffi Ahmad ini menjadi contoh yang pertama, sedangkan di luar sana masih banyak sosok lain seperti Raffi yang semakin memperburuk ketimpangan sosial.
[Sebuah Esai]
tulisan @hnirankara dalam platform X