Imam Shamsi Ali
Satu hal yang pasti adalah bahwa Islam itu petunjuk hidup yang mengajarkan kesuksesan, kemajuan dan kebahagiaan. Ayat-ayat Al-Quran penuh dengan perintah sekaligus acuan untuk mencapai kesuksesan itu. Bahkan orientasi dari semua ibadah yang dilakukan dalam Islam adalah kesuksesan dan kebahagiaan.
Ambillah sebagai contoh lima ayat pertama Surah Al-Baqarah. Allah memulai dengan menegaskan bahwa agar hidup tidak semrawut diperlukan petunjuk hidup. Dan petunjuk hidup yang pasti dan tiada keraguan padanya adalah Al-Quran. Dengan Al-Quran itulah akan terwujud kehidupan yang berkarakter ketawaan (hudan lil-muttaqiin).
Allah kemudian merincikan karakter hamba-hamba yang bertakwa, mereka hidup dalam naungan petunjuk Al-Quran. Mengimani yang ghoib, mendirikan Sholat, memberikan nafkah, mengimani Kitab-Kitab Suci, serta yakin akan hari kebangkitan/akhirat.
Tapi poin terpenting yang ingin digaris bawahi di sini adalah bahwa di ujung kelima ayat itu Allah menegaskan: “mereka itu yang berada di atas petunjuk Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang sukses” (Al-Quran S. 2: 1-5).
Demikian juga di Surah Al-Mukminun. Allah tegaskan jika iman itu adalah pintu kesuksesan. Dan orang-orang beriman pasti sukses: “Sungguh sukseslah orang-orang yang beriman” (Al-Mukminun: 1).
Bahkan sejatinya seluruh rangkaian pengabdian orang-orang beriman bertujuan mengantar kepada kesuksesan: “Wahai orang-orang yang beriman ruku’lah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu, serta berbuat baiklah, dengan semua itu kalian akan sukses” (Al-Hajj: 77).
Singkatnya Islam tak pernah hadir untuk menjadikan pengikutnya menderita: “Kami tidak turunkan kepadamu Al-Quran agar kamu menderita” (Taha: 2).
Semua ini harusnya menyadarkan pengikut agama ini untuk membangun mindset berhasil dan sukses. Tentu keberhasilan dan kesuksesan itu terdefenisikan dengan defenisi yang ditetapkan oleh nilai-nilai keislaman dan keimanan. Kesuksesan yang tidak parsial, tidak sementara, dan tidak berujung kepada penyesalan. Melainkan kesuksesan yang membawa kebaikan abadi: “hasanah fid-dunya wa hasanah fil-akhirah”.
Lima fondasi keberhasilan
Secara teologis keagamaan jelas fondasi keberhasilan pertama dan terutama adalah keimanan. Keimanan adalah akar kehidupan. Hidup di atas iman adalah hidup yang kokoh, stabil dan tak akan goyah.
Namun kali ini saya ingin menyampaikan lima fondasi lain, selain iman, yang disimpulkan dalam sebuah ayat Al-Quran. Ayat ini mengisahkan perintah Allah kepada nabi Musa untuk berangkat menyampaikan Dakwah Islam kepada penguasa zholim pada masanya, Fir’aun.
“Pergilah kamu bersama saudaramu (Harus) dengan ayat-ayatKu. Dan jangan lemah dalam mengingatKu” (Taha: 42).
Ada lima fondasi utama kesuksesan yang Allah sampaikan di ayat ini:
Satu, “pergilah”. Bahwa kesuksesan itu menuntut pergerakan dan perubahan. Kata pergi berarti bergerak dan pindah. Orang yang selalu merasa nyaman dengan “zona lamanya” tidak akan ke mana-mana. Tapi seseorang yang mampu bergerak, berubah bahkan membawa perubahan, itulah orang yang suskes.
Dua, “dan saudaramu”. Bahwa kesuksesan itu akan diraih secara efektif dan maksimal ketika dilakukan secara bersama-sama. Dan karenanya mengikhtiarkan kesuksesan dalam komunitas itulah kesuksesan yang maksimal. Bukankah memang “tangan Allah bersama jama’ah”?.
Tiga, “dengan ayat-ayatKu”. Menunjukkan bahwa dalam mengikhtiarkan kesuksesan diperlukan petunjuk, ilmu/pengetahuan. Dengan ilmu/pengetahuan itu akan terbangun “syaakilah” (skill) dan kemampuan untuk menggapai kesuksesan. Tanpa ilmu tak ada kesuksesan yang akan didapat.
Empat, “jangan melemah”. Menunjukkan bahwa perjalanan menuju kesuksesan itu bukan jalan lintas. Memerlukan nafas panjang. Karenanya terus melangkah dan jangan melemah apalagi berputus asa. Tanamkan “azam” (tekad bulat) dan tumbuhkan optimisme dalam ikhtiar itu.
Lima, “dalam mengingatKu”. Bahwa kesuksesan sejati itu ada dalam ridho Allah SWT. Karenanya mulai langkah dengan bismillah. Jalani dengan tawakkal alallah. Dan akhiri dengan alhamdulillah. Fokus pada Allah. Jangan pernah merasa mampu menentukan akhir dari sebuah ikhtiar. Karena segalanya ada dalam genggamanNya.
Semoga semua ikhtiar yang kita lakukan dimudahkan dan diridhoi Allah, serta mengantar kita semua kepada kesuksesan dunia alhirat. Amin!
Masjidil Haram, 5 Oktober 2024