Tim PT Berita Istana Negara Laporkan Ancaman Pembunuhan ke Polda Jatim

Tim PT Berita Istana Negara Laporkan Ancaman Pembunuhan ke Polda Jatim

 


Surabaya– Tim PT Berita Istana Negara yang dipimpin oleh Direktur Utama Warsito mendatangi Polda Jawa Timur untuk melaporkan kasus ancaman pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Ardi Adam Priyadi. Ancaman tersebut diunggah melalui status WhatsApp dan Grup Media Pasuruan Bersatu, berisi kalimat intimidasi "mau mengeksekusi dan melubangi kepala serta kaki tim Berita Istana".

 

Warsito menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap ancaman semacam ini. "Siapa pun yang mengancam tim kami, saya akan menjadi orang pertama yang membela. Kami mendukung penuh penegakan hukum terhadap pelaku ancaman tersebut," ujar Warsito saat memberikan keterangan kepada awak media.

 

Ancaman yang dilaporkan oleh PT Berita Istana Negara memang memenuhi unsur pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 29 UU Nomor 1 Tahun 2024, yang dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal 45B UU yang sama. Pasal ini mengatur tentang ancaman kekerasan melalui media elektronik, yang dapat dikenai sanksi pidana penjara maksimal 4 tahun dan/atau denda hingga Rp750 juta.

 


Pasal tersebut bertujuan melindungi individu dari intimidasi dan ancaman serius yang disampaikan melalui platform digital, termasuk media sosial dan aplikasi pesan instan. Dalam kasus ini, unggahan ancaman di grup WhatsApp menjadi bukti yang relevan untuk diteruskan ke proses hukum. Jika terbukti bersalah, pelaku dapat dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku

 

Selain Warsito, laporan tersebut turut didampingi oleh Eko Prayitno, Kepala Perwakilan (Kaperwil) PT Berita Istana Negara Jawa Timur, beserta Khayik Irfan Syah, Paimun Ahmad Nisar, dan Said.

 

Eko Prayitno menyatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada Polda Jatim untuk diproses sesuai hukum yang berlaku. "Kami percaya pihak kepolisian akan menindaklanjuti laporan ini secara profesional. Kami juga berterima kasih kepada rekan-rekan wartawan yang telah membantu memberitakan kasus ini di 66 media online," ujar Eko.

 

Kasus ini menjadi perhatian serius karena menyangkut keselamatan jurnalis yang selama ini menjalankan tugasnya dalam menyampaikan informasi kepada publik. Warsito berharap kejadian serupa tidak terulang dan menegaskan komitmen PT Berita Istana Negara untuk mendukung perlindungan hak-hak jurnalis di Indonesia.


Polda Jatim hingga kini masih mempelajari laporan tersebut untuk menentukan langkah hukum selanjutnya.(SAID)


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال