Tuduhan Kampanye di Tempat Ibadah Diklarifikasi Relawan RAKI

Tuduhan Kampanye di Tempat Ibadah Diklarifikasi Relawan RAKI

Lumajang, ( KASTV ) –Alfa Nofinta Ketua RAKI ,yang didampingi oleh Tipikus Harisu selaku PIC lintas agama RAKI Lumajang, memenuhi panggilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lumajang pada hari Rabu 06 Oktober 2024. Pemanggilan tersebut dilakukan untuk mengklarifikasi laporan dari tim 02, yang menuduh RAKI dan Cak Thoriq melakukan kegiatan kampanye di tempat ibadah, yaitu di Jatiroto dan di wilayah JLT Lumajang pada tanggal 30 Oktober 2024.


Dalam pernyataan kepada media, Alfa Nofinta dan Tipikus Harisu dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Mereka menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan bukanlah kampanye, melainkan sekadar acara silaturahmi yang digelar di gedung serbaguna, bukan di gereja atau sekolahan sebagaimana yang dituduhkan. “Kami hanya menyelenggarakan acara di gedung serbaguna, dan tidak ada unsur kampanye di dalamnya,” tegas Alfa Nofinta.


Ketua RAKI mengatakan , keterbukaan dan sikap kooperatif RAKI dalam memenuhi panggilan Bawaslu menunjukkan komitmen mereka untuk taat hukum dan menjunjung tinggi transparansi dalam kegiatan mereka di tengah masyarakat,” ungkapnya.


Selanjutnya Tipikus Harisu menambahkan bahwa isu yang beredar di media sosial tidaklah benar. Ia menyebutkan bahwa acara itu murni silaturahmi, juga disaksikan oleh dua pendeta yang sekaligus pemilik yayasan,” terangnya.


 Cak Thoriq, kami undang karena kecintaan kami kepadanya sebagai figur yang telah banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat Lumajang. Kegiatan ini sama sekali bukan kampanye. Bahkan, Cak Thoriq tidak hadir di JLT karena beliau memiliki agenda lain langsung dengan Menteri Kehutanan, karena berita yang beredar Cak Thoriq menghadiri keduanya, itu tidak benar,” jelas Tipikus Harisu.


Pernyataan ini diharapkan dapat meluruskan isu yang berkembang dan memberikan klarifikasi kepada masyarakat. Baik Alfa Nofinta maupun Titikusharisu menekankan pentingnya informasi yang benar, agar kegiatan sosial keagamaan tidak disalahartikan.sebagai sebuah pelanggaran,harus bisa membedakan mana kampanye mana silaturahmi pungkasnya.

 ( Jurnalis : Diana)
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال