JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan bahwa perekonomian global di tahun 2025 akan lesu. Pertumbuhan ekonomi dibanding 2024 akan relatif rendah di angka 3.3%. Perusahaan yang menutup gerainya juga cukup banyak terjadi di Indonesia, seperti Alfamart menutup 400 gerai di 2024, KFC menutup 47 gerai, Pizza Hut menutup 20 gerai, bahkan gerai donut JCo yang menjadi favorit sebagian masyarakat juga terancam pailit.
Dari sektor tekstil, saham PT. Sritex digembok oleh BEI,
sehingga triliunan uang masyarakat nyangkut. Begitu banyak berita yang
mengindikasikan ekonomi sedang dalam tahap menuju resesi. Untuk kondisi seperti
sekarang ini, kekuatan beli yang sedang menurun, mengakibatkan masyarakat
cenderung untuk berinvetasi secara defensif.
Lantas apa yang bisa masyarakat lakukan sehingga bisa
memaksimalkan dana mereka ketika pasar sedang lesu. Seorang mantan Vice
President Bank of America dan pengacara ternama Indonesia, Alvin Lim, S.H.,
M.Sc., CFP, menemukan sebuah strategi investasi yang resisten terhadap ancaman
resesi global. ”Ini
merupakan berkah terselubung yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan portfolio keuangan mereka,” ujarnya, Rabu (24/12/2024).
Untuk klien klien yang sudah bergabung sejak 3 bulan
terakhir, mereka sangat puas dengan penerimaan keuntungan lebih dari 2% per
bulan. Peserta yang awalnya pesimis dengan statement “too good to be true”,
akhirnya terbuka pikiran dan wawasannya bahwa memang ada investasi dengan
santai dan bisa menghasilkan keuntungan yang optimal.
Ilmu yang berharga ini akan dibagikan dalam acara Grand
Seminar Keuangan Quotient Fund yang akan diadakan di Jakarta pada tanggal 22
Februari 2025. Bagi masyarakat yang ingin bergabung bisa menghubungi Hotline
Quotient Center di: Hotline
0818-0454-4489 (Surabaya), 0811-1023-489 (Jakarta Selatan), 0811-1534-489
(Jakarta Barat), 0811-1184-489 (Jakarta Pusat)
dan 0817-489-0999 (Tangerang), atau mendatangi Quotient Center terdekat.