Sarasehan Forum Mahasiswa Pascasarjana Riau Bogor: Mengupas Permasalahan Degradasi Lingkungan dan Peran Mangrove

Sarasehan Forum Mahasiswa Pascasarjana Riau Bogor: Mengupas Permasalahan Degradasi Lingkungan dan Peran Mangrove

Bogor, KASTV — Forum Mahasiswa Pascasarjana Riau (FOMPASRI) Bogor dan Badan Penghubung Provinsi Riau menggelar sarasehan mengusung Tema."Degradasi Lingkungan di Daerah Riau dan Peran Mangrove dalam Menjaga Ekosistem". 

Kegiatan ini berlangsung di Whiz Prime Hotel Pajajaran, Bogor dan dihadiri oleh mahasiswa Pascasarjana IPB University asal Provinsi Riau, akademisi, serta pemerhati lingkungan. 17/12/2024.

Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini, diawali dengan sambutan dari Ketua Pelaksana Sarasehan Aldi Oktavian, S.P, yang menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan. Selanjutnya, sambutan dari Ketua Umum FOMPASRI Bogor M. Guna Setiawan, S.P, yang menegaskan pentingnya peran generasi muda (mahasiswa Pascasarjana) dalam menghadapi tantangan lingkungan di Provinsi Riau.

“Degradasi lingkungan di Riau semakin mengkhawatirkan, dan kita membutuhkan langkah nyata serta sinergi berbagai pihak untuk mengatasinya,” ujar Guna. Kemudian, sambutan sekaligus pembuka acara oleh Kepala Badan Penghubung Provinsi Riau yang diwakili oleh Kepala Sub Bidang Hubungan Antar Lembaga Bapak Boy Surya Gautama, S.E., M.Si. Sarasehan ini menghadirkan dua sesi materi utama. Materi pertama bertajuk "Degradasi Daratan dan Kerusakan Ekosistem Laut dan Pesisir di Indonesia dan Provinsi Riau" yang disampaikan oleh Dr. Sri Mariati, Dosen Pascasarjana Institut Pariwisata Trisakti dan Vice Chair of Blue Carbon Division Indonesian Carbon Trade Association.

“Degradasi daratan dan kerusakan ekosistem laut serta pesisir di Riau dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, seperti deforestasi mangrove, abrasi pantai, intrusi air laut, dan konversi lahan gambut menjadi perkebunan atau tambak” tegasnya.

Sesi kedua mengupas tema "Mangrove dalam Menjaga Ekosistem Laut dan Pesisir". Budiyanto, S.Hut, Kepala Sub Kelompok Kerja Sosialisasi dan Pelatihan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). “Fungsi penting ekosistem mangrove, mulai dari menstabilkan sedimen, menyerap polutan, hingga menyediakan habitat bagi berbagai organisme laut. Mangrove juga berperan sebagai penahan alami terhadap abrasi, tsunami, dan badai, serta sebagai penyerap karbon yang signifikan dalam mitigasi perubahan iklim. Pemanfaatan mangrove mencakup aspek ekonomi (hasil kayu, arang, ekowisata), ekologi (pelindung pantai), hingga geopolitik (menjaga batas wilayah laut). Namun, ancaman terhadap mangrove, seperti konversi lahan menjadi tambak atau perkebunan, memerlukan strategi rehabilitasi” ujarnya.

Peserta sarasehan menunjukkan antusiasme tinggi, ditunjukkan dengan diskusi interaktif yang berlangsung selama sesi tanya jawab. Kepala Anjungan Riau, Dr. Zulfikar, menyampaikan “Program nasional dari pemerintah pusat sudah sangat bagus, akan tetapi pelaksanaan di daerah Provinsi Riau terutama pada daerah Kabupaten Indragiri Hilir kurang terlihat. Banyak program yang tidak dijalankan dan tidak memberikan perubahan pada lahan mangrove di daerah Indragiri Hilir”. Mahasiswa Doktoral IPB University sekaligus Dosen Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS), Pebra Heriansyah, S.P., M.P menawarkan solusi penyelesaian permasalahan lahan mangrove di wilayah pesisir dengan pendekatan secara kearifan lokal. “Kami berharap diskusi seperti ini dapat memberikan pengetahuan serta kebijakan nyata yang membantu mengatasi degradasi lingkungan di Riau,” Pungkasnya.

Di akhir acara, masing-masing pemateri menyampaikan closing statement, diantaranya:

1. Pentingnya kebijakan pengelolaan ekosistem pesisir yang terintegrasi, termasuk pendekatan berbasis masyarakat melalui rehabilitasi mangrove untuk memulihkan fungsi ekosistem, mitigasi dampak perubahan iklim, dan meningkatkan mata pencaharian penduduk lokal.

2. Program percepatan rehabilitasi mangrove oleh BRGM, yang melibatkan masyarakat, menjadi salah satu langkah utama untuk memulihkan ekosistem pesisir Riau.

Sarasehan ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada para pemateri dan foto bersama seluruh peserta. Harapannya, diskusi ini menjadi langkah awal dalam upaya bersama menyelamatkan lingkungan di Provinsi Riau.(Athia)


Sumber : Mutiara Putri, S.P


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال