JAKARTA - Habib Rizieq Shihab kembali membuat pernyataan kontroversial terkait laporan Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang menyebut nama mantan Presiden Joko Widodo sebagai salah satu finalis pemimpin terkorup di dunia. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, HRS menyerukan agar Presiden Prabowo Subianto tidak melindungi Jokowi, tetapi bersama rakyat menyeretnya ke pengadilan.
“Pak Prabowo jangan melindungi Jokowi, jangan bela Jokowi, tapi harus berpihak pada rakyat. Kita doakan semoga Pak Prabowo tidak hanya bicara tanpa aksi,” ujar HRS dengan penuh semangat, disambut dengan seruan takbir.
HRS juga mengutip retorika Prabowo tentang memberantas korupsi hingga ke Antartika, menantangnya untuk membuktikan komitmen tersebut dengan tindakan nyata.
Pandangan Berbeda dari Budi Gunawan
Sementara itu, Menko Polhukam Budi Gunawan memberikan pandangan berbeda dengan menekankan pentingnya menjaga martabat seorang mantan presiden. Baginya, tindakan terhadap tokoh besar seperti Jokowi harus mempertimbangkan stabilitas politik dan citra bangsa di kancah internasional.
“Marwah seorang mantan presiden adalah bagian dari kehormatan bangsa yang harus dijaga,” ujar Budi Gunawan.
Konflik Antara Hukum dan Etika Politik
Pernyataan HRS dan Budi Gunawan menunjukkan dilema dalam penegakan hukum di Indonesia: antara keberanian mengejar keadilan tanpa pandang bulu dan kebutuhan untuk menjaga stabilitas politik serta etika.
Habib Rizieq menyerukan langkah tegas untuk memerangi korupsi sebagai bukti bahwa hukum adalah panglima, sementara pandangan Budi mengingatkan bahwa pendekatan yang terlalu keras terhadap mantan pemimpin dapat menimbulkan dampak negatif terhadap citra bangsa.
Langkah yang Bisa Diambil
- Investigasi Independen: Dibentuk tim independen untuk menyelidiki laporan OCCRP secara transparan.
- Pemberdayaan KPK: Memberikan ruang bagi KPK untuk menangani dugaan tersebut tanpa intervensi politik.
- Keberanian Politik: Presiden Prabowo perlu menunjukkan bahwa janji pemberantasan korupsi bukan sekadar retorika.
Rakyat Menunggu Tindakan Nyata
Ujian terhadap janji-janji besar Presiden Prabowo kini ada di hadapan publik. Apakah ia akan menjawab tantangan ini dengan keberanian politik atau memilih pendekatan yang lebih diplomatis? Jawaban atas dilema ini akan menentukan arah keadilan dan integritas bangsa ke depan.