Bersahabat dan bersaudaralah kalian anak-anak bangsa yang
saling berselisih, eratkan tangan kalian satu sama lain dan mari kita angkat
bersama Merah Putih kita.
Permusuhan hanya akan saling melemahkan, sedangkan dalam
kondisi lemah, penuh pertikaian, suatu bangsa tidak akan pernah menemukan
kejayaannya.
Jika ingin mengkritisi penguasa, kritiklah sekuat-kuatnya,
jangan setengah-setengah karena dalam kekuatan kritikmu apa yang tertutup akan
terbuka, dan para penghianat negara akan gemetar meninggalkan topeng-topeng
kepalsuannya !.
Sedangkan kalau ingin membela penguasa, belalah sewajarnya,
karena derai air mata batin rakyat kecil yang tak mendapatkan keadilan harus
lebih didengar dan diperhatikan daripada amarah penguasa.
Jangan bermusuhan dan jangan saling menghancurkan, namun
salinglah ingat mengingatkan satu sama lain; antara rakyat dengan rakyat dan
antara rakyat dengan penguasa, karena jika salah satunya hancur maka hancur
remuklah keutuhan suatu bangsa dan negara.
Di atas puncak keyakinan kita terhadap suatu kebenaran, ada
lapisan-lapisan langit kebenaran yang menuju Maha Mutlak, maka sediakan sedikit
ruang dalam keyakinan jiwa kita untuk sewaktu-waktu ditempati kebenaran baru
yang hadir dalam jiwa kita.
Di masa kecil ku sangat meyakini kebenaran Soeharto sebagai
penyelamat negara, namun di masa remaja keyakinan berubah dengan meyakini
Soeharto sebagai sumber masalah.
Di tahun 2012 sampai dengan 2019 diriku meyakini kebaikan
hati dan kejujuran seorang Jokowi, namun sesudahnya diri ini mulai mengerti
bahwa Jokowi hanyalah penghianat kepercayaan kami.
Pandangan hidup manusia berubah seiring pengetahuan dan
pengalaman yang mengikuti perjalan hidup dan kehidupannya. Orang bijak
mengatakan tak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri (Heraclitus 540 SM
- 480 SM).
Demikianlah mengapa pikiran harus dijernihkan dan hati
haruslah diluaskan, agar kekejian yang kerap beraksi dalam diri berangsur
pergi, dan kita dapat menatap dunia dengan berpikir yang lebih arif dan
bijaksana...(SHE).