Pesawaran (KASTV)- 17 Maret 2025 – Pulau Legundi, surga kecil di Kabupaten Pesawaran, Lampung, mendadak geger oleh tragedi kemanusiaan yang memilukan. Seorang pria paruh baya bernama Aliyan (68), warga Dusun Siuncal, dilaporkan tewas usai diduga menjadi korban pengeroyokan yang berujung pada pembunuhan keji. Tragisnya, jasad korban belum ditemukan hingga saat ini, karena menurut kesaksian, tubuhnya dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke laut.
Peristiwa nahas ini pertama kali dilaporkan oleh Arina Binti Aliyan (40), anak kandung korban, pada Senin (17/3), dua hari setelah kejadian. Berdasarkan laporan polisi bernomor LP./ B/24/III/2025/SPKT/Polsek Padang Cermin/Polres Pesawaran/Polda Lampung, Arina menduga kuat bahwa sang ayah dikeroyok oleh beberapa warga kampung, lalu dibuang ke laut dalam kondisi sudah tak bernyawa.
Cekcok Berujung Maut
Insiden bermula dari percekcokan antara korban dan keponakannya, Safarudin bin Sabtu (38), yang dipicu oleh bau tak sedap dari kandang kambing di samping rumah mereka. Pertikaian tersebut, menurut keterangan saksi, sempat mereda. Namun, sekitar pukul 21.30 WIB, suasana kembali memanas saat terdengar teriakan dari istri Safarudin yang mengaku suaminya hendak digorok.
“Saya dengar istri Safarudin teriak-teriak minta tolong sambil gendong anaknya. Katanya, suaminya mau digorok,” ungkap Arina dalam keterangannya. “Tak lama kemudian, saya lihat banyak warga berkumpul, ada yang membawa karung besar dan tali putih, lalu mereka masuk ke rumah bapak saya,” lanjutnya.
Arina mengaku melihat jelas para pelaku menggotong sebuah karung besar menggunakan bambu menuju dermaga. Karung itu diduga berisi tubuh sang ayah. Empat orang terlihat memikul karung tersebut dan membawa ke arah kapal, lalu hilang di tengah laut.
Diduga Dibuang ke Laut, Mayat Belum Ditemukan
Kapolsek Padang Cermin, AKP Agus Jatmiko, membenarkan adanya laporan pembunuhan dan telah melakukan pemeriksaan terhadap puluhan saksi di lokasi. Namun, ia mengakui bahwa proses pencarian jasad korban menemui kendala.
“Satu kampung sudah kita periksa, tapi sampai sekarang korban belum ditemukan. Informasinya, jasad korban dibuang ke laut malam itu juga,” kata AKP Agus Jatmiko. “Angin malam itu barat, jadi kemungkinan besar tubuhnya terbawa arus ke laut lepas,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyebut ada dugaan korban lebih dulu menyerang keponakannya dengan senjata tajam, sehingga warga yang melihat kejadian spontan “membantu” Safarudin. Namun pihak keluarga menolak keras narasi tersebut dan menuntut agar para pelaku segera ditangkap serta pencarian jasad dilakukan secara maksimal.
Desakan Keadilan dari Keluarga
“Kami ketakutan, kami juga mendapat ancaman,” ujar Arina. Ia mendesak aparat kepolisian untuk tidak tinggal diam. “Bapak saya dibunuh, dibuang ke laut, tapi pelaku masih bebas. Ini kejahatan luar biasa, harus ditindak tegas.” jelasnya.
Kepala Dusun setempat, Suhaili, juga disebut mengetahui kejadian ini. Namun tanggapannya justru membuat keluarga semakin kecewa. “Sudah ditaruh di tempat aman,” ujar Suhaili kepada keluarga korban. “Kalau memang sudah nggak ada nyawanya, ya anggap saja takdir,” tuturnya sebagaimana ditirukan oleh Arina.
Harapan Terakhir dari Pulau Terpencil
Hingga berita ini diturunkan, jasad Aliyan belum ditemukan. Pihak keluarga, terutama sang istri, Hasanah, terus menanti dengan harapan agar keadilan dapat ditegakkan dan jasad suami tercinta bisa ditemukan untuk dimakamkan secara layak.
Kasus ini menjadi perhatian serius masyarakat Pulau Legundi. Warga berharap penegak hukum dapat bertindak cepat dan tegas agar tragedi seperti ini tidak terulang di masa mendatang. (Azir&tim)